Kamis 12 Dec 2019 03:44 WIB

AS Kerahkan 20 Ribu Tentara ke Eropa pada 2020

Pasukan militer AS akan melakukan beberapa latihan di kawasan itu.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
AS Kerahkan 20 Ribu Tentara ke Eropa pada 2020. Foto Tentara Amerika (ilustrasi)
Foto: reuters/carlo allergi
AS Kerahkan 20 Ribu Tentara ke Eropa pada 2020. Foto Tentara Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan pasukan dalam jumlah terbesar ke Eropa dalam 25 tahun terakhir. Sebanyak ribuan tentara bersiap mengikuti pelatihan perang menyusul meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Sekitar 20 ribu tentara AS yang berbasis di negara asal mereka akan dikirim ke Eropa tahun depan. Mereka akan bergabung dengan sekitar 9.000 tentara AS yang telah lebih dulu ditempatkan di sana.

Baca Juga

Pasukan militer AS akan melakukan beberapa latihan di kawasan itu. Beberapa diantaranya adalah Allied Spirit, Swift Response, dan Joint Warfighting Assessment.

Menurut Komandan pasukan Angkatan Darat AS di Eropa Christopher Cavoli, sebanyak hampir 37 ribu tentara akan mengikuti pelatihan. Waktu penyelenggaraan adalah Mei hingga Juni dan berlangsung di 10 negara yang ada di kawasan tersebut.

Pasukan militer AS akan tiba di Eropa pada Februari tahun depan. Sebanyak 13 ribu peralatan dari AS, termasuk tank, artileri, dan kendaraan transportasi juga turut serta.

Cavoli mengatakan Rusia tidak menjadi fokus dalam latihan militer yang diselengarakan AS. Ia mengatakan tujuan penyelenggaraan ini adalah menunjukkan kemampuan militer AS untuk dengan cepat mengerahkan pasukan besar untuk mendukung NATO dan bersiap menghadapi situasi krisis.

“Kemampuan kami sebagai tentara untuk memproyeksikan kekuasaan adalah hal yang sangat mendasar bagi apa pun yang akan kami lakukan," ujar Cavoli dilansir Press TV, Rabu (11/12).

Meningkatnya operasi militer dan latihan angkatan laut mencerminkan momentum baru yang diberikan oleh Pemerintah AS atas kebijakan persaingan strategis dengan China dan Rusia, dua negara yang semakin dipandang sebagai ancaman oleh AS. Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan Pentagon akan mengalihkan fokus dari Timur Tengah ke arah melawan apa yang ia sebut sebagai kekuatan revisionis Rusia dan China.

Esper mengatakan dalam pidato, ia berpegang teguh pada prioritas pertahanan nasional yang ditetapkan oleh pendahulunya, mantan menteri pertahanan AS, Jim Mattis. Ia juga menghargai anggaran militer terbaru yang memungkinkan Pentagon untuk mengatasi kekurangan moderinisasi dan kesiapan dalam menghadapi tantangan dari Rusia dan China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement