REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru mengatakan situasi di gunung berapi White Island 'sangat tidak stabil'. Risiko gunung itu erupsi lagi dalam 24 jam ke depan masih 40 sampai 60 persen.
Lantaran hal tersebut, petugas pemulihan belum berencana masuk ke dalam pulau tersebut. Erupsi gunung berapi White Island pada Senin (9/12) lalu menewaskan delapan orang.
Tim pencari dan penyelamat ingin mengevakuasi jenazah delapan orang lainnnya yang masih dinyatakan hilang. Lebih dari 20 orang dirawat di rumah sakit karena terluka dalam erupsi itu.
"Saya tidak memiliki rencana yang memuaskan saya yang dapat mengurangi resiko sejauh yang bisa saya kurangi untuk membuat orang-orang tetap aman," kata Komisioner Polisi Selandia Baru Mike Clement, Kamis (12/12).
Foto yang diambil oleh Michael Schade seorang wisatawan yang berada di lokasi Pulau Whakaari menunjukkan detik-detik saat terjadi letusan di Gunung Berapi White Island Selandia Baru, Senin (9/12).
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan tim pemulih berharap dapat segera mengakses White Island.White Island berjarak 50 kilometer dari daratan utama Selandia Baru. Ardern mengatakan petugas cepat tanggap akan mengadakan rapat pada Rabu ini.
"Untuk memulai proses percobaan masuk sekali lagi dan mendapatkan informasi untuk membuat keputusan secepat mungkin," kata Ardern.
Sementara gempa di White Island pada Rabu (11/12) juga membuat proses evakuasi tidak memungkinkan. "Sejak sekitar pukul 04.00 ini, tingkat getaran vulkanik telah meningkat secara signifikan di pulau itu," kata lembaga geologi GeoNet dalam sebuah pernyataan mereka.