REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Informasi dan Teknologi Informasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi menyatakan negaranya telah menggagalkan serangan siber besar atas infrastrukturnya yang dilancarkan oleh satu pemerintahan asing. Hal itu terjadi dua bulan setelah laporan-laporan mengenai operasi siber Amerika Serikat terhadap Iran.
Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Oktober bahwa AS telah melancarkan serangan siber rahasia atas Iran setelah serangan-serangan 14 September atas fasilitas minyak Arab Saudi. Washington dan Riyadh menyalahkan Teheran. Iran membantah keterlibatan dalam serangan-serangan itu, yang diklaim oleh gerakan Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran.
"Kami menghadapi serangan yang disponsori negara dan dilakukan dengan kecakapan tinggi atas infrastruktur e-government yang ... ditangkis oleh perisai keamanan negara," kata Menteri Azari-Jahromi sebagaimana dikutip oleh kantor berita semi resmi Mehr.
"Serangan itu sangat besar," kata dia, menambahkan rincian akan diungkap kemudian.
Belum jelas apakah Azari-Jahromi merujuk kepada serangan siber AS, yang para pejabat AS katakan terjadi pada akhir September dan menyasar kemampuan Teheran untuk menyebar "propaganda". Ditanya tentang laporan Reuters pada Oktober, menteri itu mengatakan kemudian, "Mereka mungkin bermimpi hal itu."
Pada akhir September, Iran meninjau ulang langkah-langkah keamanan atas fasilitas minyak dan gas Teluk, termasuk kesiapan terhadap serangan siber. Hal itu setelah media melaporkan Washington kemungkinan melancarkan serangan atas Teheran.