Jumat 13 Dec 2019 18:05 WIB

Jenazah Korban Erupsi Gunung Berapi White Island Ditemukan

Enam jenazah ditemukan di sekitar gunung berapi White Island di Selandia Baru.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Foto yang diambil oleh  Michael Schade seorang wisatawan yang berada di lokasi Pulau Whakaari  menunjukkan detik-detik saat terjadi letusan di Gunung Berapi White Island Selandia Baru, Senin (9/12).
Foto: Michael Schade/EPA EFE
Foto yang diambil oleh Michael Schade seorang wisatawan yang berada di lokasi Pulau Whakaari menunjukkan detik-detik saat terjadi letusan di Gunung Berapi White Island Selandia Baru, Senin (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Operasi militer Selandia Baru menemukan enam jenazah di sekitar gunung berapi di White Island, Jumat (13/12) waktu setempat. Penyelam militer mencari para korban di perairan sekitarnya, tetapi dua korban lagi masih belum ditemukan.

Komisioner polisi Selandia Baru, Mike Bush mengatakan, upaya pencarian salah satu korban di perairan dekat pulau itu ditangguhkan karena kondisi cuaca. Polisi penyelam akan melanjutkan pencarian mereka pada Sabtu (14/12) waktu setempat.

Baca Juga

Keenam mayat itu diterbangkan ke Auckland, di mana mereka akan diperiksa. Banyak keluarga korban menuju ke Auckland untuk menjemput keluarganya yang menjadi korban.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyatakan simpatinya kepada keluarga korban. "Saya ingin memulai dengan mengakui keluarga yang telah mengalami kesedihan dan kehilangan sejak tragedi luar biasa pada Senin dan bahwa hari ini adalah tentang mempersatukan mereka kembali dengan orang yang mereka cintai," katanya dilansir Guardian, Jumat.

Ardern juga mengakui keberanian para tim penyelamat. Dia mengkonfirmasi bahwa semua korban kecuali satu dari Australia yang terluka dalam letusan telah dipindahkan ke rumah sakit di Australia. Petugas penghubung polisi telah disediakan untuk semua keluarga korban.

Seorang warga Ngati Awa, Joshua Kauta (70 tahun) mengatakan, dirinya tenang karena sebagian jenazah sedang dalam perjalanan pulang. Namun, menurutnya, operasi militer penyelamatan, "menakutkan" untuk disaksikan.

"Semua ini seharusnya tidak terjadi dan membuatku takut memikirkan risiko yang harus diambil orang-orang ini. Apa pun bisa terjadi, alam tidak dapat diprediksi," katanya.

Lembaga riset iklim Selandia Baru, GNS Science mencatat tingkat getaran vulkanik tetap tinggi. Namun, mengalami penurunan pada malam hari sehingga membuat misi penyelamatan sedikit lebih aman.

Erupsi gunung berapi di White Island pada Senin lalu memuntahkan abu serta uap panas di pulau tersebut. Ketika erupsi terjadi, terdapat 47 orang yang sedang berwisata di pulau itu. Sebanyak 24 di antaranya berasal dari Australia, sembilan dari Amerika Serikat, lima dari Selandia Baru, empat dari Jerman, masing-masing dua dari China dan Inggris, serta satu dari Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement