Sabtu 14 Dec 2019 17:54 WIB

Penyelam Cari Dua Jenazah Pascaletusan Gunung White Island

Penyelam mencari jenazah di perairan yang tercemar di sekitar Gunung White Island.

Gunung White Island, Selandia Baru meletus. (ilustrasi)
Foto: Michael Schade/EPA
Gunung White Island, Selandia Baru meletus. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Para penyelam Selandia Baru melakukan pencarian dalam perairan yang tercemar di sekitar pulau gunung berapi White Island pada Sabtu (14/12). Para penyelam mencari dua jenazah lagi pascaletusan gunung yang mematikan pekan ini.

Perairan di sekitar pulau itu terkontaminasi oleh letusan besar berupa batu, lahar dan bahan kimia pada hari Senin sehingga mengurangi daya pandang. Korban tewas akibat letusan mencapai 14 orang, tetapi jumlah itu mungkin meningkat karena banyak korban dalam perawatan intensif yang mengalami luka bakar parah.

Baca Juga

"Penyelam telah melaporkan bahwa mereka melihat sejumlah ikan dan belut mati yang hanyut ke pantai dan mengambang di air," kata kepolisian dalam sebuah pernyataan.

"Setiap kali mereka muncul, para penyelam dibersihkan dari cemaran menggunakan air segar," ujar pihak kepolisia, menambahkan.

Jenazah enam orang berhasil ditemukan pada Jumat (13/12) setelah tim militer dengan masker gas dan pakaian antipencemaran mendarat di pulau tak berpenghuni itu dan memindahkan mayat-mayat dalam operasi berisiko tinggi. Polisi mengatakan, mereka tidak dapat membawa dua jenazah sisanya, tetapi melihat setidaknya ada satu mayat di perairan yang tidak terlalu jauh dari garis pantai pulau.

Sembilan anggota regu penyelam dari kepolisianmelanjutkan pencarian pada pukul 07.00 pagi waktu setempat (18.00 GMT Jumat) dan operasi kemudian akan ditingkatkan oleh tim penyelam angkatan laut pada hari yang sama. Polisi mengatakan, dalam sebuah pernyataan sebelumnya bahwa mereka tidak akan kembali ke pulau itu untuk pencarian di darat pada hari Sabtu. Mereka akan kembali pada suatu saat.

"Perencanaan hari ini akan memungkinkan kita untuk kembali ke pulau itu untuk melakukan pencarian lebih lanjut di darat untuk sisa orang yang sudah meninggal, karena lingkungan di dan sekitar pulau itu memungkinkan," kata polisi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu, badan geologi GeoNet mengatakan ada risiko 35 persen hingga 50 persen dari letusan yang akan berdampak di luar area ventilasi gunung berapi dalam 24 jam ke depan. Penurunan dari risiko 50 persen dan 60 persen diumumkan pada Jumat.

Gunung berapi, tujuan wisata populer bagi para pelancong harian, meletus pada Senin (9/12). Gunung tersebut memuntahkan abu, uap, dan gas di seluruh pulau. Di antara 47 orang yang sedang berada di pulau itu pada saat letusan adalah turis Australia, Amerika Serikat, Jerman, China, Inggris, dan Malaysia.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardernpada Sabtu mengumumkan bahwa mengheningkan cipta satu menit akan dilakukan pada pukul 14.11 waktu setempat (01.11GMT) pada 16 Desember. Tepat satu pekan setelahletusan yang membawa korban jiwa itu terjadi.

"Di mana pun Anda berada di Selandia Baru, atau di seluruh dunia, ini adalah saat kita dapat berdampingan dengan mereka yang kehilangan orang yang dicintai dalam tragedi yang luar biasa ini," kata Ardern dalam pernyataannya.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement