Jumat 13 Dec 2019 16:28 WIB

Uni Eropa Setujui Kesepakatan tanpa Karbon pada 2050

Polandia menjadi satu-satunya negara Uni Eropa yang belum berkomitmen karbon netral.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa, kecuali Polandia, sepakat berkomitmen untuk membuat karbon netral pada 2050. Hal itu disepakati setelah pembicaraan tingkat tinggi Eropa di Brussels.

"Kami telah mencapai kesepakatan tentang perubahan iklim, ini sangat penting bagi Eropa untuk menunjukkan ambisi yang kuat," ujar Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel seperti dilansir Deutche Welle, Jumat (13/12).

Baca Juga

Sasaran zero karbon pada 2050 adalah komitmen utama berdasarkan Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim. Untuk memenuhi itu, negara-negara Uni Eropa harus memangkas emisi karbon yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil dan mencari cara untuk mengimbangi emisi yang tersisa.

Sementara itu, Polandia sebagai negara yang mendapat 80 persen kekuatannya dari batu bara, menentang rencana itu selama berjam-jam perdebatan sengit dan akhirnya keluar dari komitmen. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan dirinya telah mendapatkan pengecualian dari 2050 netralitas iklim.

Meski demikian, dia mengatakan Uni Eropa telah menawarkan negosiasi untuk daerah yang akan paling terpengaruh oleh penghentian bahan bakar fosil. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada wartawan bahwa Warsawa memiliki waktu sampai pertemuan puncak pada Juni 2020 untuk memutuskan apakah mereka dapat berkomitmen pada Perjanjian Paris.

"Tidak ada pembagian Eropa menjadi beberapa bagian, tetapi ada negara anggota yang masih membutuhkan waktu lebih lama," kata Merkel.

Kantor presiden Prancis mengatakan, para pemimpin Uni Eropa akan berupaya mewujudkan Polandia, dan "Kesepakatan Hijau Eropa" yang baru akan diluncurkan. Republik Ceko juga telah mengajukan keberatan terhadap tujuan netralitas karbon 2050, dan hanya menyetujui kesepakatan itu setelah jaminan dibuat bagi negara-negara anggota menggunakan energi nuklir untuk mengurangi emisi.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan dramatis dari bahan bakar fosil diperlukan untuk mencegah suhu global naik lebih dari 1,5 hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Menurut laporan Uni Eropa 2018, emisi di blok Eropa itu telah turun secara signifikan selama dua dekade terakhir tetapi masih mewakili 9,6 persen dari emisi karbon secara global setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement