Hari Senin (16/12), media milik pemerintah Cina mengancam bahwa penayangan pertandingan klub sepak bola asal Inggris itu dapat dilarang ditayangkan di televisi Cina.
Editorial media milik Partai Komunis yang berkuasa di Cina, Global Times, mengecam Özil dan mengatakan bahwa dia telah melakukan "pertunjukan seperti badut" serta menggambarkan bahwa pemain sepak bola itu "bingung" dan "ceroboh" dan telah menyalahgunakan posisinya sebagai figur publik.
Dalam sebuah cuitan di Twitter pada hari Jumat (13/12) Özil yang adalah warga negara Jerman dengan latar belakang keluarga dari Turki mengutuk tindakan keras Cina terhadap minoritas muslim di wilayah barat Xinjiang. Özil juga mengkritik negara-negara Muslim karena bungkam tentang adanya dugaan pelanggaran hak asasi manusia di sana. Namun Arsenal menjaga jarak dari komentar Özil tersebut.
Baca juga: Kenapa Negara Muslim Bungkam Terhadap Cina Soal Uighur?
Cuitan ini berpotensi merugikan bagi klub Arsenal dan Liga Premier di pasar Cina yang dinilai sebagai pasar yang menggiurkan. Cina juga pernah memberlakukan ancaman yang sama terhadap pertandingan bola basket NBA pada Oktober lalu setelah manajer Houston Rockets, Daryl Morey, menyuarakan dukungannya lewat Twitter terhadap para demonstran yang mendukung demokrasi di Hong Kong.
"Ditipu berita bohong"
Seorang pejabat di kementerian di Cina angkat bicara dan mengatakan bahwa Özil telah tertipu oleh berita bohong. Pejabat tersebut juga menyarankan Özil untuk datang dan melihat sendiri ke Xinjiang.
"Saya tidak tahu apakah Özil telah datang sendiri ke Xinjiang. Namun tampaknya ia telah ditipu oleh berita bohong, dan bahwa penilaiannya dipengaruhi oleh pernyataan yang tidak benar," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang.
"Jika Özil memiliki kesempatan, kami akan senang bila ia pergi ke Xinjiang dan melihat-lihat (keadaan di sana)," kata Geng.
"Selama dia memiliki akal sehat, dapat membuat perbedaan yang jelas antara yang benar dan yang salah, serta menegakkan prinsip-prinsip objektivitas dan keadilan, dia akan melihat Xinjiang secara berbeda."
Baca juga: Pemerintah Cina Akan Terus Berikan 'Pelatihan' bagi Warga Xinjiang
Batalkan tayangan pertandingan
Cina pun dengan cepat merespon kritik Özil. Pada Minggu (15/12), lembaga penyiaran negara, yakni CCTV, menarik siaran langsung pertandingan Liga Premier antara Arsenal dan Manchester City dari program tayangannya.
Layanan streaming terkemuka, PPTV, juga tampaknya telah membatalkan pemutaran pertandingan di mana Arsenal kalah dengan skor 3-0 ini.
Dalam tajuknya, media Global Times juga menuduh pemain bola berusia 31 tahun itu sebagai "orang yang bingung, ceroboh dalam menyalahgunakan pengaruhnya, mudah dihasut dan mau menghasut orang lain."
"Langkah Özil telah merusak citranya di kalangan penggemar di Cina dan akan membawa implikasi serius bagi Arsenal," kata surat kabar itu. "Orang-orang Cina harus melihat dengan jelas bahwa apa yang dilakukan Özil saat ini adalah 'penampilan bagai badut'."
Baca juga: Mesut Özil Menikah, Erdogan Jadi Pendamping Pengantin Pria
Edisi bahasa Inggris dari koran Global Times juga memuat pernyataan dari Asosiasi Sepak Bola Cina yang mengatakan bahwa "komentar Özil tidak hanya melukai penggemar di Cina, tetapi juga melukai perasaan orang-orang Cina."
Apa yang dikatakan Özil?
Cina menghadapi kecaman internasional karena telah membangun jaringan kamp di Xinjiang yang bertujuan untuk melakukan homogenisasi terhadap kaum Uighur supaya mereka lebih mencerminkan budaya mayoritas suku Han.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli mengatakan lebih dari satu juta warga Uighur dan orang-orang dari etnis minoritas muslim lainnya telah dikirim ke kamp-kamp yang dikontrol secara ketat.
"Alquran dibakar... Masjid-masjid ditutup... Sekolah-sekolah Muslim dilarang ... Cendekiawan religius dibunuh satu per satu... Saudara-saudara secara paksa dikirim ke kamp-kamp," tulis Özil dalam bahasa Turki.
"Orang-orang Muslim diam. Suara mereka tidak terdengar," ia menulis di Twitter dengan latar belakang berwarna biru dengan gambar bulan sabit putih. Ini adalah bendera 'Turkestan Timur' - istilah yang digunakan banyak separatis Uighur di wilayah Xinjiang.
Arsenal menjaga jarak
Di platform sosial media yang populer di Cina yaitu Weibo, Arsenal mengatakan bahwa komentar itu adalah "pendapat pribadi Özil" serta menambahkan bahwa klub memiliki kebijakan untuk "tidak melibatkan diri dalam politik."
Beberapa pengguna Weibo malah menyatakan kegembiraannya atas kekalahan berat tim ini dari Manchester City, yang membuat klub London ini berada di urutan ke sembilan di Liga Premier. Özil hanya bermain selama satu jam sebelum digantikan karena penampilannya dalam pertandingan itu.
"Saya penggemar Arsenal dan hari ini saya bersorak atas kemenangan City," tulis seorang pengguna Weibo.
"Manchester City adalah teman baik rakyat Cina," tulis yang lain.
ae/vlz (AFP)