REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut 2020, yang menandai perayaan 70 tahun hubungan Indonesia-China, menjadi momentum penting bagi penguatan kemitraaan strategis komprehensif kedua negara. Pernyataan itu disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan dengan Menlu China Wang Yi di sela-sela Konferensi ke-14 Tingkat Menteri Asia-Eropa (ASEM) di Madrid, Spanyol, Senin (16/12).
Dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12), kesempatan tersebut merupakan pertemuan ketiga antara Menlu RI-China pada tahun ini. Pertemuan sekaligus menunjukkan intensitas kerja sama kedua negara yang begitu tinggi.
Menlu Wang Yi menyampaikan rencana kunjungan ke Indonesia pada awal 2020. Wacana itu disambut baik oleh Menlu Retno.
Dalam pertemuan itu, Indonesia dan China menegaskan arti penting dari integrasi ekonomi kawasan. Indonesia mengharapkan agar integrasi ekonomi dapat menghasilkan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Menlu RI juga mengapresiasi dukungan pemerintah China dalam proses pemulangan 20 WNI yang terlibat dalam skema pengantin pesanan sejak September 2019. Ia berharap kerja sama akan ditingkatkan menyangkut penanganan tindak perdagangan manusia.
Pada akhir pertemuan, Menlu RI meminta informasi mengenai perkembangan situasi di Xinjiang. Menlu China menegaskan komitmennya bahwa kebebasan beragama umat Muslim di Xinjiang dijamin oleh negara.
Menurut data Kemlu RI, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan total nilai perdagangan bilateral pada 2018 mencapai 72,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.017 triliun). Selain itu, China merupakan investor asing ketiga terbesar dengan total nilai investasi pada 2018 mencapai angka 2,3 miliar dolar (sekitar Rp 32 triliun).