Rabu 18 Dec 2019 06:53 WIB

Jalan Bebas Emisi Pertama Inggris Dibuat di London

Jalan Beech akan dibebaskan dari kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Jalanan di London, Inggris, ilustrasi
Foto: AP
Jalanan di London, Inggris, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- City of London Corporation (CLC) mengatakan, sebuah jalanan di London akan menjadi jalan bebas emisi pertama di Inggris. Jalan Beech Street di Barbican Estate berupaya nyata untuk melarang mobil berbahan bakar bensin dan diesel mengaspal di jalanan tersebut.

Kota itu akan memiliki jalan bebas kendaraan dan memberikannya untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki pada musim semi 2020. "Langkah tersebut akan dicapai dengan lalu lintas eksperimental selama 18 bulan," kata CLC dalam sebuah pernyataan dilansir Guardian, Rabu (18/12).

Baca Juga

CLC kemudian mengatakan, selama jangka waktu tersebut, pihaknya akan memantau kualitas udara dan lalu lintas di jalan tersebut. Kendaraan darurat, pengumpul sampah, dan pengiriman darurat akan dikecualikan dalam aturan tersebut.

"Mengurangi polusi udara secara drastis membutuhkan tindakan radikal, dan rencana ini akan membantu kita menghilangkan udara beracun di jalan-jalan kita," ujar Ketua komite CLC Environment Jeremy Simons. Mobil-mobil berbahan bakar bensin dan diesel akan dialihkan menggunakan peringatan dan tanda-tanda di muka jalan menuju Beech Street.

Sebelumnya, KTT Iklim dunia COP25 berakhir tanpa terobosan berarti. Awalnya, COP 25 membawa para negosiator dari hampir 200 negara dengan tujuan merampungkan buku peraturan untuk perjanjian Paris 2015. Peraturan itu memerintahkan negara-negara untuk membatasi kenaikan suhu global hingga di bawah dua derajat Celcius (3,6 Fahrenheit).

Diskusi mengenai pasar karbon, salah satu masalah paling kritis dan kontroversial di konferensi perubahan iklim itu pun berakhir dengan jalan buntu dan masalah ini akan diserahkan ke COP26 tahun depan di Glasgow. Deklarasi terakhir hanya menyerukan proposal baru tentang janji pengurangan emisi karbon pada COP26 tahun depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement