Rabu 18 Dec 2019 20:51 WIB

Malaysia Gelar KL Summit Kelima

Sekitar 250 perwakilan dari 52 negara Muslim akan berpartisipasi di KL Summit Kelima

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Sekitar 250 perwakilan dari 52 negara Muslim akan berpartisipasi di KL Summit Kelima di Malaysia. Ilustrasi.
Foto: Reuters/Bazuki Muhammad
Sekitar 250 perwakilan dari 52 negara Muslim akan berpartisipasi di KL Summit Kelima di Malaysia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia dijadwalkan menggelar Kuala Lumpur (KL) Summit kelima pada Kamis (19/12). Setidaknya 250 perwakilan dari 52 negara Muslim dilaporkan akan berpartisipsi dalam konferensi tersebut.

Sejumlah kepala negara seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Iran Hassan Rouhani, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dipastikan menghadiri KL Summit. Dilaporkan laman Aljazirah, setidaknya terdapat lima isu yang hendak dibahas dalam konferensi tersebut.

Baca Juga

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan perhelatan KL Summit memang bertujuan untuk membahas dan menangani persoalan-persoalan yang sedang dihadapi negara-negara Muslim. Dia menyebut saat ini umat Muslim di berbagai tempat menghadapi penindasan dan penahanan.

Mereka pun harus menghadapi perang yang telah memporak-porandakan kota. Hal itu akhirnya memicu gelombang migrasi Muslim ke negara-negara non-Muslim. Meningkatnya Islamofobia di berbagai negara, terutama Barat, harus turut direspons.

Kendati demikian, Mahathir menyangkal bahwa penyelenggaraan KL Summit dimaksudkan untuk menyaingi OKI. "KL Summit yang memasuki edisi kelima adalah inisiatif organisasi non-pemerintah, yang didukung oleh Pemerintah Malaysia dan tidak dimaksudkan untuk menciptakan blok baru sebagaimana disinggung oleh beberapa kritikusnya," kata dia dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (17/12).

Memang terdapat beberapa negara yang memutuskan tak menghadiri KL Summit seperti Pakistan dan Arab Saudi. Menteri Luar Negeri Pakistan Mahmood Qureshi mengatakan negaranya memilih absen dalam KL Summit.

Dia mengungkapkan Pakistan menarik dari dari KL Summit karena adanya kekhawatiran dari Saudi bahwa konferensi tersebut dapat memecah dunia Muslim dan menyaingi OKI.

Qureshi telah mengonfirmasi bahwa dia dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tak akan menghadiri KL Summit. Dengan demikian Pakistan menjaga netralitasnya dalam merespons perselisihan antara Saudi dan Malaysia terkait penyelenggaraan konferensi tersebut.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga tak akan menghadiri KL Summit. "Tim dokter menyimpulkan (Wapres) Ma'ruf Amin harus beristirahat," ujar juru bicara Ma'ruf Masduki Baidowi saat diwawancara Anadolu Agency pada Rabu (18/12).

Namun Masduki menyebut bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan berpartisipasi dalam KL Summit untuk mewakili Ma'ruf dan Indonesia.

Mahathir mengaku telah menjalin komunikasi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis. Dia menjelaskan kepada Raja Salman tentang maksud dan tujuan dari penyelenggaraan KL Summit. Bahwa konferensi itu tak bertujuan menyaingi OKI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement