Kamis 19 Dec 2019 03:17 WIB

Lebih dari 100 Ribu Pencari Suaka akan Tiba di Yunani

Mereka diprediksi tiba melalui Turki mulai tahun 2020.

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Satu keluarga pencari suaka (ilustrasi)
Satu keluarga pencari suaka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemerintah Yunani memperkirakan sebanyak 100 ribu pencari suaka akan datang ke pulau-pulau negara itu pada 2020. Mereka diprediksi tiba melalui Turki. Hal ini membuat ketegangan dan krisis lebih lanjut, menyusul banyaknya kamp migran yang ada di sana.

“Krisis sedang terjadi sekarang dan ini serius,” ujar Manos Logothetis, komisaris pemerintah untuk migrasi, dilansir DW, Rabu )18/12).

Baca Juga

Dalam enam bulan terakhir, tercatat sebanyak 45 ribu pengungsi tiba di Yunani. Pemerintah negara itu mengatakan situasi yang terjadi pada tahun ini jelas lebih kritis, dibandingkan krisis migran di seluruh Eropa yang terjadi pada 2015. Saat ini, kondisi puncak arus kedatangan orang-orang yang melarikan diri dari perang saudara di Suriah terjadi.

Saat ini, ada lebih dari 41 ribu orang menunggu di kamp-kamp di pulau-pulau Yunani, seperti Moria on Lesbos atau Vathy on Samos. Pemerintah negara itu mengatakan bahwa ini adalah angka tertinggi, sejak pakta pengungsi Uni Eropa - Turki berlaku pada 2016.

Selama 2015, para migran melewati Yunani dalam perjalanan mereka ke negara-negara Uni Eropa lainnya. Namun, saat ini sebagan besar dari mereka ditahan di pusat penerimaan pulau yang semakin melampaui kapasitas.

Pada April 2019, masih ada 14 ribu migran yang tinggal di pulau itu dan lembaga-lembaga kemanusiaan melaporkan situasi krisis yang terjadi. Untuk meringankan kondisi tersebut,  Logothesis juga mengumumkan bahwa pemerintah Yunani ingin mendeportasi 10.000 pencari suaka ke Turki, namun untuk melakukannya, dibutuhkan 270 pihak yang mengulas kasus suaka.

Selain itu, Pemerintah Yunani berencana membangun pusat kedatangan terbaru, di mana masing-masing terletak di lima pulau tempat sebagian besar migran tiba setelah menyeberangi Laut Aegean dari Turki. Keputusan untuk mendeportasi migran datang setelah pendekatan garis keras diterapkan dengan berfokus pada deportasi dan keputusan yang lebih cepat atas permohonan suaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement