Di kantor pusat Huawei di kota metropolitan Shenzen yang disebut Kampus Huawei banyak orang muda lalu lalang. Hampir tidak ada yang berpakaian formal dengan jas dan sepatu kulit.
Kebanyakan dari mereka mengenakan celana jins, atasan santai dari bahan kaus dan sepatu olahraga. Di sini bekerja lebih dari 30 ribu pegawai. Editor DW Ines Pohl mendapat kesempatan mewawancarai Direktur Utama Huawei, Liang Hua. Kantornya ada di sebuah bangunan sederhana, jauh dari kesan mewah.
Huawei adalah raksasa teknologi yang merajai pasar komunikasi digital. Hampir semua negara membutuhkan teknologinya, namun banyak juga yang menakutinya, terutama di negara-negara industri barat.
Huawei sering dituduh bekerjasama dengan pemerintah Cina untuk memata-matai barat. AS dan beberapa negara menjatuhkan sanksi dan menutup pasarnya untuk perangkat terbaru Huawei, kecuali ada izin khusus.
Teknologi 5G memungkinan transfer data ultra cepat dan sekarang dianggap sebagai teknologi kunci untuk otomatisasi di bidang transportasi, komunikasi antar mesin dan pengembangan sistem "smart home" sampai "smart cities".
"Kami tidak ingin tergantung dari AS"
Liang Hua berbicara terbuka tentang sanksi AS. Itu tentu saja sebuah pukulan, katanya, "prioritas utama kami adalah menjamin keberlangsungan perusahaan", tandasnya. Namun dia juga cukup optimistis memandang prospek Huawei di masa depan.
"Ketika AS menerapkan sanksi terhadap kami, kami seperti pesawat yang berlubang karena ditembaki. Namun kami berhasil membawa pesawat mendarat kembali dengan aman."
Huawei sekarang fokus untuk merebut pasar di negara-negara dan kawasan lain, di mana bisnis perusahaan itu masih lancar dan berkembang. Huawei tidak ingin hanya tergantung dari pasar di AS, kata Liang Hua.
Di Eropa juga ada diskusi tentang kemungkinan spionase lewat perangkat Huawei. Tapi di Spanyol, Huawei sudah membuka bisnis besar. Di Jerman, Prancis dan Inggris, kegiatan Huawei masih dibatasi. Di Jerman, teknologi komunikasi 4G sudah menggunakan perangkat Huawei, tapi untuk teknologi 5G masih ada debat pro dan kontra.
"Jerman punya peran positif"
Liang Hua memuji peran Kanselir Jerman Angela Merkel dalam perdebatan pro-kontra tentang Huawei. Angela Merkel memang berulangkali menegaskan, pemerintahnya tidak berorientasi pada negara asal suatu produk dan akan memperlakukan setiap produsen secara setara.
"Ini pendekatan yang positif untuk perkembangan infrastruktur komunikasi di Jerman", kata Liang Hua. Dia tentu saja bisa memahami bahwa setiap kali ada teknologi baru yang muncul, "selalu saja ada perdebatan pro dan kontra". Namun perusahaannya akan tetap berorientasi pada kemajuan dan kesejahteraan warga.
Yang sering mengundang kritik tajam adalah penggunaan software pengenalan wajah yang didukung piranti keras dan teknologi Huawei. Pemerintah Cina dituduh menggunakan software itu untuk memata-matai kegiatan warga Uighur.
Siaran DW saat Cina tidak bisa diterima di Cina karena kebijakan sensor. Dirut Huawei Liang Hua mengatakan kepada editor DW Ines Pohl, bagus juga seandainya hasil wawancaranya dengan DW bisa ditonton di Cina.
hp/ap (dwnews)