Sabtu 21 Dec 2019 14:36 WIB

Majalah Kristen Buat Trump Murka

Presiden AS Donald Trump murka pada editorial sebuah majalah Kristen

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Donald Trump murka pada editorial sebuah majalah Kristen. Ilustrasi.
Foto: time.com
Presiden AS Donald Trump murka pada editorial sebuah majalah Kristen. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam sebuah majalah Kristen terkemuka, Jumat (20/12). Gugatan itu datang sehari setelah Christianity Today menerbitkan sebuah editorial yang menyatakan Trump harus mencopot jabatannya karena catatan moral yang menghitam.

Trump mempertanyakan apakah majalah evangelis yang didirikan oleh mendiang Pendeta Billy Graham akan memilih orang dari Demokrat untuk mendukung ajaran agama mereka. "Telah melakukan yang buruk dan tidak pernah terlibat dengan keluarga Billy Graham selama bertahun-tahun," kata Trump.

Baca Juga

Beberapa pendukung evangelis, termasuk putra Graham, menyatakan kesetujuan atas pernyataan Trump dan menentang publikasi. Pendeta Franklin Graham yang merupakan Ketua Asosiasi Penginjilan Billy Graham pun menyatakan ayahnya akan kecewa dengan majalah itu.

Franklin Graham menjelaskan Christianity Today mewakili elit sayap kiri dalam komunitas evangelis. "Mereka tentu saja tidak mewakili segmen komunitas penginjilan yang percaya pada Alkitab," katanya.

Sirkulasi majalah Christianity Today diperkirakan mencapai 130 ribu eksemplar. Dalam tajuk rencana berjudul "Trump Harus Dihapus dari Kantor", Pemimpin Redaksi Mark Galli menulis kalau Demokrat telah mengeluarkannya sebagai presiden sejak menjabat.

Galli menegaskan dalam tulisan, fakta-fakta yang diberikan dalam persidangan tidak ambigu ketika dipaparkan dalam kasus pemakzulan Trump. "Berusaha menggunakan kekuatan politiknya untuk memaksa seorang pemimpin asing melecehkan dan mendiskreditkan salah satu lawan politik presiden. Itu bukan hanya pelanggaran Konstitusi. Lebih penting lagi, ini sangat tidak bermoral," tulis Galli merujuk pada mantan Wakil Presiden Joe Biden.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement