REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mogok massal pekerja kereta di Prancis membuat para wisatawan frustasi. Para wisatawan mulai memadati stasiun-stasiun kereta di Paris pada saat dimulainya musim liburan.
Para pekerja kereta memprotes reformasi pensiun yang digagas Presiden Emmanuel Macron. Aksi yang sudah berlangsung dua pekan menentang rencana perubahan sistem pensiun telah mengganggu perjalanan kereta dan angkutan jalan raya. Sejumlah sekolah tutup dan lebih setengah juta orang turun ke jalan-jalan.
Setelah perundingan dengan pemerintah pada Kamis kemarin, serikat-serikat pekerja yang keras menyerukan pemogokan dilanjutkan selama periode liburan, sementara beberapa bagian dari serikat pekerja yang moderat juga menolak pemogokan pada Hari Natal.
Operator kereta nasional SNCF terus menjalankan layanan yang dikurangi pada Sabtu, termasuk setengah dari jumlah kereta TGV berkecepatan tinggi, sementara para penumpang pergi meninggalkan ibu kota Prancis itu.
Di stasiun kereta Saint-Lazare, salah satu stasiun tersibuk di Paris, para pelancong memperhatikan jadwal keberangkatan yang diperbarui.
Sylvain de Pierrepont dan Cathy Walters, yang hendak ke Normandy dengan kedua anak mereka untuk mengunjungi keluarga, berdiri menunggu setelah jadwal keberangkatan kereta yang akan mereka tumpangi ditunda.
"Ini jadi bikin stres karena kami tidak tahu apakah kereta akan jalan atau tidak," kata de Pierrepont.
Pemogokan massal juga mengganggu layanan kereta metro di sekitar Paris. Setengah dari 16 lintasan metro di ibu kota itu ditutup pada Sabtu.