REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM — Politisi senior Afganistan, Razaq Ahmadzai, dilaporkan sedang berada dalam penyelidikan terkait kasus penipuan di Swedia. Wakil pemimpin Partai Green Trend itu dikabarkan masih terdaftar sebagai penerima manfaat dan pembayaran kesejahteraan di negara Eropa Utara tersebut.
Sebelumnya, Ahmadzai diketahui sedang bersiap untuk kembali ke Afganistan pasca pemilu yang memberi keuntungan terhadap partainya. Pemilihan tersebut cukup sukses bagi Green Trend, sehingga politisi yang menjadi anggota partai disebut akan mendapatkan banyak jabatan menteri.
Menurut situs berita Swedia, Fria Tider, Ahmadzai memiliki penghasilan di negara itu yang sebagian besar didapatkan dari hibah pemerintah, serta sejumlah penipuan. Pria berusia 58 tahun ini terdaftar di Swedia dengan identitas yang berbeda yaitu berusia 62 tahun.
Pada saat yang sama, Ahmadzai juga diduga mengurus keuangan ibunya dan memiliki akses ke rekening bank tersebut. Ibu dari Ahmadzai telah meninggal, namun menerima dana pensiun Swedia meski tidak pernah terdaftar.
Dilansir Sputnik, informasi yang didapat berdasarkan data sensus menunjukkan ibu dari Ahmadzai digolongkan sebagai warga yang beremigrasi dan dianggap tinggal di Afganistan. Menurut laporan, Ahmadzai yang memiliki ambisi politik di negara asalnya itu menjual rumah di Gothenburg, kota di Swedia dan pindah secara permanen ke ibu kota Kabul.
Sebagai gantinya, Ahmadzai mendaftarkan dirinya dan istri tinggal di alamat lain, yaitu di Hisingen, Gothenburg. Pada saat yang sama, ia mulai menggunakan identitas Swedia untuk mengambil pinjaman bank dan mulai menumpuk hutang.
Dalam daftar dari Swedish Enforcement Authority, Ahmadzai mengakumulasi ratusan ribu kronor dalam utang. Penyelidikan atas penipuan tunjangannya dimulai oleh Kepolisian Gothenburg.
Selama ini, Partai Green Trend menampilkan Ahmadzai sebagai pengusaha internasional yang sukses di Swedia. Namun, ia dikatakan memilih kembali ke Afganistan, negara asalnya karena alasan patriotik.
"Setelah menghabiskan sebagian besar hidup saya di Swedia, kerinduan saya pada Afganistan menjadi sangat besar,” ujar Ahmadzai dalam sebuah kampanye selama pemilu Afganistan.
Kasus serupa sebelumnya pernah terjadi terhadap Menteri Pertahanan Irak, Najah Al-Shammari. Ia yang memperoleh kewarganegaraan Swedia setelah tinggal di negara itu selama beberapa tahun kini tengah diselidiki atas dugaan penipuan serta kejahatan perang.