Rabu 25 Dec 2019 14:36 WIB

Donald Trump Menebak Hadiah Natal dari Kim Jong-un

Kim Jong-un mengancam memberi hadiah Natal tak terduga jika AS tak mencabut sanksi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PALM BEACH -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mungkin berencana untuk memberinya hadiah yang bagus. Dia mencontohkan hadiah Natal tersebut seperti vas yang indah daripada peluncuran rudal.

Trump mendapatkan pertanyaan ketika berlibur di Florida, apa yang akan dia lakukan jika Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak jauh.  "Mungkin ini adalah hadiah di mana dia mengirimiku vas yang indah sebagai lawan dari tes rudal," kata Trump.

Baca Juga

Korut telah mengancam akan mengambil tindakan yang tidak terduga jika sanksi yang diberikan tidak dicabut pada akhir tahun ini. Spekulasi telah berpusat pada kemungkinan uji coba rudal baru, mungkin rudal balistik antarbenua yang mampu memberikan hulu ledak nuklir.

Pyongyang menyatakan, akan mengirim hadiah Natal untuk AS. Sifat hadiah yang akan diberikan akan bergantung pada tindakan Washington yang akan diberikan.

"Aku mungkin mendapat hadiah bagus darinya. Kamu tidak tahu. Kamu tak pernah tahu," kata Trump.

Pembicaraan nuklir antara AS dan Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak  Februari yang berantakan antara Trump dan Kim. Bahkan, citra satelit baru dari sebuah pabrik tempat Korut membuat peralatan militer untuk meluncurkan rudal jarak jauh menunjukkan pembangunan struktur baru.

Di New York, juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric ditanya apakah Sekretaris Jenderal Perserikatan Antonio Guterres memiliki pesan untuk Kim tentang "hadiah Natal." Dia menyatakan, Korut harus ikut terlibat dalam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, serta melanjutkan pembicaran dengan AS.

"Keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian berkelanjutan dan denuklirisasi lengkap dan denuklirisasi Semenanjung Korea yang dapat diverifikasi," kata Dujarric. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement