Kamis 26 Dec 2019 12:34 WIB

Pejabat Myanmar Terbunuh dalam Serangan Militer

Pejabat dari partai Aung San Suu Kyi yang disandera pemberontak Myanmar telah tewas

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Seorang tentara Myanmar tengah berjaga di bangunan yang rusak di Sittwe, Rakhine, Myanmar. Pejabat dari partai Aung San Suu Kyi yang disandera pemberontak Myanmar telah tewas. Ilustrasi.
Foto: AP
Seorang tentara Myanmar tengah berjaga di bangunan yang rusak di Sittwe, Rakhine, Myanmar. Pejabat dari partai Aung San Suu Kyi yang disandera pemberontak Myanmar telah tewas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemberontak Myanmar di Negara Bagian Rakhine mengatakan pejabat dari partai Aung San Suu Kyi yang mereka sandera telah tewas. Pejabat itu disandera setelah mengorganisir unjuk rasa menentang tuduhan genosida yang saat ini sedang dihadapi Suu Kyi di Mahkamah Internasional.

Pemberontak Tentara Arakan mengatakan ketua Partai Buthidaung National League for Democracy (NLD) Ye Thein tewas dalam serangan tentara Myanmar terhadap pemberontak tersebut. Ye Thein adalah pejabat sipil tertinggi yang tewas dalam pemberontakan di Rakhine.

Baca Juga

Pengumuman ini belum dapat dikonfirmasi secara independen. Insiden ini menujukkan meningkatnya kekalahan pemerintah untuk mengendalikan wilayah yang menarik perhatian dunia internasional.

Negara Bagian Rakhine dikenal dunia setelah 700 ribu minoritas Muslim Rohingya terpaksa mengungsi ke Bangladesh. Mereka melarikan diri dari kekerasan yang dilakukan militer untuk menumpas pemberontak pada 2017.

"Karena ledakan besar, beberapa tahanan tewas dan beberapa terluka, ketua NLD dari Buthidaung, Ye Thein tewas di lokasi kejadian," kata Tentara Arakan dalam pernyataan mereka, Kamis (26/12).

Sudah ada puluhan ribu orang mengungsi dari Negara Bagian Rakhine sejak militer Myanmar berperang melawan pemberontak satu tahun yang lalu. Pemberontak yang sebagian besar beragama Buddha menginginkan otonomi yang lebih besar.

Mereka tidak memiliki hubungan dengan pemberontak Rohingya yang melakukan serangan pada 2012 yang memicu tindakan keras militer. Tentara Arakan salah satu dari beberapa faksi etnik yang mengatakan mendukung kasus genosida di Mahkamah Internasional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement