REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley mengatakan sebanyak 30 persen populasi koala di New South Wales (NSW) mati karena krisis kebakaran hutan. Secara nasional, lebih dari lima juta hektare lahan telah terbakar dan menewaskan sembilan orang.
Di NSW, sebanyak 3,4 juta hektare lahan terbakar. Populasi koala di NSW sangat besar yakni sekitar 15 ribu hingga 28 ribu. Ley mengatakan 30 persen habitat koala telah hancur terbakar. "Kami akan mengetahui jumlah pastinya ketika api sudah dipadamkan," ujar Ley kepada program radio ABC.
Pada Desember, penyelidikan pemerintah NSW melaporkan bahwa ribuan koala telah mati karena kebakaran hutan yang meluas. Di Adelaide Hills, sukarelawan petugas pemadam kebakaran menyelamatkan koala dari kobaran api.
Enam koala diselamatkan dari satu rumah dan dua koala keluar dari semak-semak akibat habitat mereka terbakar. Para sukarelawan ini membagikan foto-foto penyelamatan mereka di media sosial.
"Saya mendapat surat dari seluruh dunia, dari orang-orang yang benar-benar tersentuh dan kagum oleh respons sukarelawan satwa liar kami, dan juga oleh kebiasaan makhluk-makhluk hidup ini," kata Ley dilansir Guardian.
Hewan-hewan langka lainnya yang terkena dampak kebakaran di antaranya burung beo, kanguru, dan seekor marsupial kecil. Populasi koala dan spesies langka lainnya telah menurun secara signifikan akibat pembukaan lahan, perusakan habitat, dan efek dari pemanasan global.
Sebelum krisis kebakaran hutan tahun ini, populasi koala di NSW dan Queensland telah turun 42 persen antara tahun 1990 dan 2010. Juru bicara Dewan Konservasi Alam NSW James Tremain mengatakan pada November populasi koala menurun secara perlahan.
"Jumlah koala telah menurun selama 20 tahun terakhir karena pembukaan lahan untuk pertanian dan penebangan kayu. Tetapi menyusutnya habitat mereka secara tidak langsung sebagai akibat dari perubahan iklim," ujar Tremain.