REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sebuah rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi menyerang parade militer di kota al-Dhalea Yaman, Ahad (29/12). Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai beberapa pasukan sekutu pemerintah di wilayah selatan.
Saksi mata mengatakan, ledakan itu terjadi di dekat bagian tamu dalam acara pawai, sehingga menyebabkan cedera dan kematian. Mereka melaporkan melihat mayat setelah serangan.
Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan lubang ledakan di beton berbentuk persegi. Sebanyak tujuh orang meninggal dunia, di antaranya empat anak, dan 25 lainnya cedera.
Kota al-Dhalea dikendalikan oleh pasukan milisi selatan. Kota itu terletak di jalan utama selatan ke utara yang menghubungkan pelabuhan selatan Aden yang dikendalikan oleh pemerintah Hadi ke ibu kota yang dipegang Houthi, Sanaa.
Hingga saat ini belum ada klaim tanggung jawab yang dibuat oleh Houthi. Kelompok itu pun tidak segera mengomentari ledakan atau tuduhan yang ditunjukkan kepada mereka.
Pernyataan dari kelompok Security Belt dan pasukan milis selatan al-Dhalea mengatakan, rudal itu menghantam lapangan parade. Ketika itu sebuah acara kelulusan militer untuk pasukan Security Belt baru saja selesai.
Pasukan Security Belt adalah bagian dari front milis selatan yang berpihak pada pemerintah di Yaman selatan yang mendukung pembentukan negara merdeka. Mereka juga didukung oleh Uni Emirat Arab dalam perang melawan kelompok Houthi yang mendukung Iran.
Yaman telah menderita dari hampir lima tahun konflik sejak Houthi menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi pada akhir 2014. Kudeta itu menarik intervensi militer pada 2015 oleh koalisi yang dipimpin Saudi yang mencakup Uni Emirat Arab, berusaha untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah yang diakui secara internasional.
Pada Agustus, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal dan pesawat tidak berawak terhadap parade di Aden, pusat pemerintahan yang diakui secara internasional. Peristiwa itu menewaskan sekitar 36 orang termasuk seorang komandan.