Senin 30 Dec 2019 08:05 WIB

Turki Evakuasi Korban Ledakan Bom di Somalia

Turki mengirim bantuan medis untuk korban luka ledakan bom di Somalia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Serangan bom mobil di Mogadishu, Somalia
Foto: Reuters
Serangan bom mobil di Mogadishu, Somalia

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Turki membawa bantuan medis untuk membantu korban luka dari peristiwa ledakan bom truk di Mogadishu, Somalia. Beberapa korban bahkan dibawa ke Turki untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Menteri Informasi Somalia Mohamed Abdi Hayir Mareye mengatakan, sebanyak 10 warga Somalia yang terluka parah dalam ledakan Sabtu akan diungsikan ke Turki. Turki telah mengirim 24 dokter untuk merawat korban yang terluka yang tidak akan dievakuasi ke negaranya.

Baca Juga

Staf medis yang diperbantukan ke Somalia diangkut dengan menggunakan sebuah pesawat kargo militer. Pesawat itu mendarat di ibu kota Somalia pada Ahad (29/12) untuk mengevakuasi orang-orang yang terluka parah dalam pemboman menewaskan sedikitnya 90 orang termasuk dua warga negara Turki.

Pesawat itu juga membawa persediaan untuk membantu kebutuhan. Kedutaan Besar Turki mengatakan di Twitter, beberapa korban pun telah dibawa ke rumah sakit yang dikelola Turki di Mogadishu.

Ledakan bom terjadi di sebuah pos pemeriksaan selama jam sibuk di Mogadishu. Peristiwa itu menjadi ledakan paling mematikan di Somalia yang dilanda perang dalam lebih dari dua tahun.

Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Meskipun pihak berwenang menyalahkan kelompok Al-Shabaab yang terkait dengan Al Qaeda.

Presiden Mohamed Abdullahi Farmaajo mengatakan kelompok itu berusaha membunuh orang tidak bersalah dan menghancurkan infrastruktur pada Sabtu malam. "Orang-orang dan pemerintahnya tidak akan pernah mengalami demoralisasi untuk mencapai tujuan pembangunan dan pembangunan kembali negara kita," ujarnya. 

Sejak kelaparan 2011, Turki telah menjadi penyedia bantuan utama ke Somalia. Ankara berupaya untuk meningkatkan pengaruhnya di Tanduk Afrika yang strategis dalam persaingan dengan Arab Saudi dan Uni Emirate Arab.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement