REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Pemerintah Bahrain menyatakan dukungan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas kelompok Kataib Hizbullah di Irak dan Suriah. Hal itu dinyatakan Kementerian Luar Negeri Bahrain, Ahad (29/12).
Gempuran itu menjadi aksi balasan atas tewasnya seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket terhadap pangkalan militer Irak. Sumber keamanan dan gerilyawan menyebutkan sedikitnya 25 petempur tewas dan 55 orang lainnya terluka menyusul tiga serangan udara AS di Irak pada Ahad.
Menurut sumber itu empat komandan Kataib Hizbullah setempat juga ikut tewas. Dia menambahkan bahwa salah satu serangan menargetkan markas besar kelompok tersebut di dekat Distrik Qaim barat di perbatasan dengan Suriah.
Pentagon menyebutkan pihaknya menargetkan tiga lokasi kelompok Muslim Syiah dukungan Iran di Irak dan dua di Suriah. Lokasi itu meliputi fasilitas penyimpanan senjata serta lokasi komando dan kontrol yang digunakan untuk merencanakan dan mengeksekusi serangan terhadap pasukan koalisi.
Pejabat AS, yang identitasnya minta dirahasiakan, mengatakan serangan dilakukan dengan menggunakan pesawat tempur F-15. AS menuding Kataib Hizbullah melakukan serangan yang melibatkan lebih dari 30 roket pada Jumat yang menewaskan kontraktor sipil AS dan melukai empat anggota dinas AS lainnya, serta dua anggota Pasukan Keamanan Irak dekat kota yang kaya akan minyak Kirkuk.
"Membalas serangan Kataib Hizbullah yang berulang-ulang terhadap pangkalan Irak yang menampung pasukan koalisi Operation Inherent Resolve (OIR), pasukan AS melancarkan serangan defensif yang tepat ... yang bakal melemahkan kemampuan KH untuk melakukan serangan selanjutnya terhadap pasukan koalisi OIR," kata juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, melalui pernyataan.