Selasa 31 Dec 2019 16:31 WIB

Kesepakatan Dagang AS-China akan Ditanda Tangani Pekan Depan

Pemerintah China menolak untuk berkomentar terkait kabar kesepakatan dagang dengan AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Perang dagang AS dengan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat perdagangan Gedung Putih eter Navarro mengatakan kesepakatan dagang Tahap Pertama Amerika Serikat (AS) dan Cina akan ditanda tangani pekan depan. Tapi ia menegaskan konfirmasinya harus berasal dari Presiden Donald Trump atau Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Fox News, Navarro mengutip laporan yang menyebutkan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He akan berkunjung pekan ini. He akan menandatangani perjanjian Tahap Pertama tersebut. Tapi Cina belum mengkonfirmasi laporan tersebut.

Baca Juga

"Washington telah mengirim undangan dan Beijing telah menerimanya," kata surat kabar South China Morning Post mengutip salah sumber, Selasa (31/12).

Perwakilan dari Kantor Perwakilan Dagang AS dan Gedung Putih belum menjawab permintaan komentar. South China Morning Post melaporkan deligasi Cina tampaknya akan tetap berada di Amerika sampai pertengahan pekan depan.

"Jangan pernah mempercayai laporan dari sumber anonim, dapatkan dari Presiden Trump atau Perwakilan Dagang  Robert Lighthizer," kata Navarro.

Baik Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri Cina menolak memberikan komentar seputar laporan South China Morning Post. Navarro mengatakan perjanjian Tahap Pertama mungkin ditanda tangani pekan depan.

"Kami mungkan menandatanganinya sekitar pekan depan atau kami menunggu translasinya," kata Navarro. 

Harapan perjanjian dagang tersebut ditanda tangani membuat saham dunia positif pada Senin (30/12). Walaupun kedua belah pihak belum mengungkapkan detail kesepakatan dan dokumen apa pun.

Navarro mengatakan kesepakatan tersebut akan diungkapkan ke publik 'secepatnya'. Ia berharap tidak ada hambatan yang dapat menahannya.

"Pada dasarnya Anda harus mendapat translasi ke Cina dan melakukan pemeriksaan ganda sehingga kedua versi cocok," tambah Navarro.

Navarro mengatakan dokumen kesepakatan perdagangan setebal 86 halaman itu mencantumkan detail hak kekayaan intelektual. Menurutnya hal tersebut 'awal yang baik' dalam isu pemaksaan penyerahan teknologi.

"(Serta mencantumkan) beberapa bahasa bagus dalam manipulasi mata uang," kata Navarro.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement