REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan wakil presiden dan calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan wakil dari Partai Republik. Saat ini, Biden merupakan kandidat presiden AS paling unggul dari Partai Demokrat.
Ia menyinggung kemungkinan berpasangan dengan wakil dari Partai Republik saat berbicara dengan pendukungnya di Exeter, New Hampshire, AS. "Tapi saat ini saya belum bisa memikirkan satu pun," kata Biden, Selasa (31/12).
Biden tidak hanya menarik banyak perhatian dari pendukung moderat partai Demokrat, tapi juga pemilihan independen dan pendukung Partai Republik yang kecewa dengan Presiden Donald Trump. Dalam kampanye pemilihan Presiden 2020 Biden kerap berbicara tentang kebutuhan untuk melakukan kerja sama dengan Partai Republik di Kongres. Menjawab pertanyaan salah satu peserta kampanye, Biden mengatakan Partai Republik belum berusaha lebih untuk meminta pertanggungjawaban Trump.
"Masih ada beberapa orang Partai Republik yang baik di luar sana, tapi masalahnya saat ini, mereka harus melangkah maju," kata Biden.
Biden yang kini berusia 77 tahun telah dua kali menjabat sebagai wakil mantan Presiden AS Barack Obama. Ia juga pernah duduk di kursi Kongres selama 35 tahun.
Calon kandidat presiden dari Partai Demokrat yang lebih progresif kerap mengkritik Biden. Menurut mereka Biden tidak tertarik dengan arah liberal progresif dan mereformasi sistem politik AS.
Sebelumnya Biden sempat mengatakan akan menunjuk perempuan atau perwakilan masyarakat kulit berwarna sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden. Jajak pendapat menunjukkan Biden masih menjadi calon favorit dari Partai Demokrat.
Ia unggul dibandingkan lawan-lawannya seperti Senator Bernei Sanders dan Elizabeth Warren. Tim Biden mengatakan kandidat mereka memiliki posisi yang baik untuk mengalahkan Trump tahun depan.
Alasannya karena Biden mampu menarik pemilih moderat di negara-negara bagian yang diperebutkan kedua partai. Sebelumnya ada beberapa kandidat calon presiden yang ingin berpasangan lintas partai.
Pada 2008, almarhum Senator John McCain ingin berpasangan dengan teman dekatnya Senator Joe Lieberman, seorang anggota Partai Demokrat yang menjadi independen. Tapi tekanan partai memaksa McCain berpasangan dengan Gubernur Alaska Sarah Palin.
Langkah tersebut menjadi serangan balik bagi McCain. Banyak pihak yang mengatakan hal itu membantu Obama memenangkan pemilihan presiden.