Rabu 01 Jan 2020 06:35 WIB

Demo Kedubes AS di Baghdad Ricuh

Demonstrasi di depan Kedubes AS di Baghdad ricuh karena demonstran melempar batu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Demonstrasi di depan Kedubes AS di Baghdad ricuh karena demonstran melempar batu. Ilustrasi.
Foto: Iraqinews
Demonstrasi di depan Kedubes AS di Baghdad ricuh karena demonstran melempar batu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, pada Selasa (31/12) berjalan ricuh. Demonstran yang mengecam serangan udara AS terhadap Kataib Hizbullah melemparkan batu dan menerobos pos keamanan.

Para pengunjuk rasa bergabung secara singkat oleh para pemimpin milisi yang didukung Iran melemparkan batu ke gerbang kedutaan. Sementara yang lain meneriakkan “Tidak, tidak, Amerika! Tidak, tidak, Trump!"

Baca Juga

Pasukan khusus Irak mencegah demonstran masuk yang kemudian diperkuat oleh pasukan Antiterorisme Irak yang dilatih AS. Protes yang dipimpin oleh milisi yang didukung Iran, mendorong AS mengerahkan Marinir AS untuk melindungi karyawan kedutaan yang berada di dalam fasilitas. Presiden AS Donald Trump mengancam akan membalas kejadian itu terhadap Iran.

"Iran akan bertanggung jawab penuh atas nyawa yang hilang atau kerusakan yang terjadi, di salah satu fasilitas kami. Mereka akan membayar HARGA yang sangat BESAR! Ini bukan Peringatan, ini Ancaman," kata Trump melalui akun Twitter.

Penjaga kedutaan menggunakan granat setrum dan gas air mata untuk mengusir pengunjuk rasa. Demonstran menyerbu dan membakar pos keamanan di pintu masuk tetapi tidak mencapai kompleks utama.

Departemen Luar Negeri mengatakan personel diplomatik di dalam aman dan tidak ada rencana untuk evakuasi. "Kami mengirim pasukan tambahan untuk mendukung personel kami di Kedutaan Besar," ujar Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Pejabat AS mengatakan pasukan dari Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, North Carolina dikirim ke wilayah itu dalam beberapa jam mendatang jika diperlukan. Mereka bisa berjumlah ratusan, meskipun kurang dari seribu.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap misi diplomatik AS di Irak menandai peningkatan tajam konflik proksi antara AS dan Iran. Peristiwa ini menjerumuskan hubungan AS dengan Irak ke level terburuknya dalam beberapa tahun.

"Presiden Trump menekankan perlunya melindungi personel dan fasilitas Amerika Serikat di Irak," kata Gedung Putih. Donald Trump pada liburan kerja dua pekan di Palm Beach, Florida berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi.

Protes tersebut terjadi karena serangan udara AS di pangkalan yang dioperasikan oleh milisi yang didukung Iran Kataib Hizbullah di Irak. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 55 milisi lainnya.

Serangan itu adalah pembalasan atas pembunuhan seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket terhadap sebuah pangkalan militer Irak. Washington menyalahkan Kataib Hizbullah sebagai pelaku penyerangan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement