REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ribuan orang India menyambut Tahun Baru dengan berdemonstrasi menentang undang-undang kewarganegaraan. Unjuk rasa terus terjadi meski Perdana Menteri Narendra Modi telah melakukan berbagai cara untuk meredam protes. Protes tersebut telah berjalan selama hampir tiga pekan.
Para pengunjuk rasa telah merencanakan setidaknya tiga demonstrasi di New Delhi, termasuk daerah Shaheen Bagh. Wilayah itu merupakan tempat ratusan warga memblokir jalan raya utama selama 18 hari.
Seorang warga Shaheen Bagh bernama Irshad Alam berdiri dengan seorang anak berusia satu tahun di lengannya dan istrinya di sisinya. Dia mengatakan telah berpartisipasi dalam protes setiap hari.
"Dingin sekali di sini. Namun, kita masih di sini karena kita peduli dengan gerakan ini," ujar pria berusia 25 tahun ini.
Lebih dari 200 orang berkumpul di dalam dan sekitar panggung sementara di lingkungan Muslim. Mereka meneriakkan slogan dan melantunkan puisi.
Alam mengatakan para pengunjuk rasa tidak takut akan tindakan keras yang diberikan polisi. "Kami sudah mengharapkan itu setiap hari. Tapi aku akan memberitahumu satu hal, kerumunan ini di sini tidak takut pada pemerintah," katanya.
Pengunjuk rasa, menurut Alam, siap memberikan hidup mereka untuk gerakan tersebut. "Kami tidak akan pergi dari sini sampai pemerintah menarik kembali hukum," ujarnya.
Orasi dan pembacaan puisi telah direncanakan oleh penyelenggara pada sebuah protes di luar Universitas Jamia Millia di New Delhi. "Resolusi Tahun Baru untuk membela konstitusi," ujar pemrotes.
Polisi mengatakan mereka telah mengerahkan pasukan tambahan di New Delhi pada malam Tahun Baru. Pembatasan lalu lintas pun diberlakukan di beberapa bagian ibu kota.
"Semua tindakan pencegahan telah dilakukan," kata pejabat polisi Chinmoy Biswal. Biswal bertugas mengawasi bagian tenggara kota mencakup Shaheen Bagh dan Universitas Jamia Millia.
Di kota selatan Hyderabad, setidaknya dua kelompok kecil demonstran telah mengorganisir protes kilat. Upaya itu untuk menutupi pembatasan polisi pada pertemuan yang lebih besar. Pertunjukan puisi di sisi jalan, stand-up, dan pertunjukan musik juga direncanakan di ibu kota keuangan Mumbai dan kota timur Kolkata.
Protes telah mengguncang India sejak 12 Desember. Protes mencuat ketika pemerintah mengeluarkan undang-undang yang memudahkan jalan bagi minoritas non-Muslim dari negara tetangga Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan untuk mendapatkan kewarganegaraan India. Namun, peraturan itu sama sekali tidak memberikan penawaran bagi umat Islam, sehingga menimbulkan kritik atas diskriminasi dan merusak konstitusi sekuler India.