Rabu 01 Jan 2020 11:51 WIB

Hindari "Konspirasi Tidak Adil", Mantan Bos Nissan Kabur ke Lebanon

Mantan bos Nissan Carlos Ghosn lari ke Lebanon walaupun sudah membayar uang jaminan di Jepang. Dia dituduh melakukan korupsi, namun balik menuduh bahwa pengadilan terhadapnya adalah konspirasi politik dan tidak adil.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/P. Wojazer
Reuters/P. Wojazer

Selasa (31/12), pengusaha dan mantan bos Nissan yang dipecat, Carlos Ghosn, "lari" dari proses pengadilan Jepang dan tiba di Lebanon. Masih belum jelas bagaimana dia bisa lolos ke luar negeri sebelum proses pengadilan terhadapnya dimulai.

Carlos Ghosn selama ini berada di Jepang di bawah "pengawasan ketat" pihak berwenang dan telah menyerahkan paspornya dan membayar uang jaminan. "Saya tidak kabur dari proses pengadilan, saya meloloskan diri dari ketidakadilan dan persekusi politik," kata Carlos Ghosn dalam sebuah pernyataan.

Pengacara Ghosn, Junichiro Hironaka mengatakan dia kaget dengan kepergian kliennya yang mendadak. Hironaka mengatakan belum sempat berbicara dengan Ghosn selama satu minggu terakhir. Ia menyebut perilaku kliennya sebagai perilaku yang "tak bisa dibenarkan."

Mantan Direktur Utama perusahaan otomotif Renault dan Nissan itu sebenarnya dijadwalkan menghadapi persidangan di Jepang tahun 2020 atas tuduhan "pelanggaran keuangan".

Pria berusia 65 tahun itu sebelumnya dipuji karena berhasil mengangkat citra Nissan yang nyaris terpuruk. Carlos Ghosn meraih status selebritas di Jepang dan bahkan tampil sebagai protagonis manga, buku komik Jepang. Bahkan penahanan dan pemecatannya sempat mengejutkan dunia otomotif.

Korupsi, perebutan kekuasan, konspirasi

Otoritas Jepang menangkap Carlos Ghosn November 2018 atas tuduhan pelanggaran keuangan. Jaksa penuntut percaya Ghosn menggelapkan jutaan dolar dana Nissan untuk kepentingannya sendiri, dan menipu para pemegang saham tentang jumlah gajinya saat menjabat sebagai direktur utama perusahaan.

Namun Carlos Ghosn menolak semua tuduhan itu dan mengklaim telah menjadi korban perebutan kekuasaan. Dia menuduh beberapa rekan direksi di Nissan "menikamnya dari belakang" untuk mencegah aliansi yang lebih erat antara Nissan dan perusahaan otomotif Prancis, Renault.

Pengacara Ghosn menggambarkan tuduhan terhadap kliennya sebagai "hasil konspirasi" antara eksekutif Nissan, pejabat pemerintah, dan jaksa penuntut.

Ghosn kemudian dikeluarkan tahanan April lalu setelah membayar uang jaminan 1 miliar yen, atau senilai 9,2 juta dolar AS (Rp 128,8 miliar). Pengadilan Tokyo juga membatasi mobilitas dan mengawasai komunikasi Ghosn dengan ketat untuk mencegahnya melarikan diri. Namun ternyata, Carlos Ghosn berhasil meloloskan diri dari pengawasan.

Banyak pendukung di Lebanon

Setelah mendarat di Lebanon, Carlos Ghosn mengatakan dia menolak untuk "disandera oleh sistem peradilan Jepang yang curang." Namun dia tidak memberikan rincian tentang pelariannya.

Carlos Ghosn lahir di Brasil dari sebuah keluarga keturunan Lebanon. Dia tumbuh di Beirut dan fasih berbicara bahasa Arab. Dia sendiri memegang tiga paspor: Prancis, Brasil, dan Lebanon. Namun pengacaranya mengatakan bahwa semua paspornya telah ditahan untuk mencegah dia lari ke luar negeri.

Wakil Menteri Ekonomi Prancis, Agnes Pannier-Runacher mengatakan, tidak ada orang yang kebal hukum, tetapi sebagai warga negara Prancis, Carlos Ghosn akan mendapatkan dukungan konsuler Prancis.

Banyak politisi Lebanon yang membela Carlos Ghosn setelah penangkapannya. Dia sangat populer di negara itu, bahkan sebagian pendukungnya berharap dia mencalonkan diri untuk jabatan di pemerintahan Lebanon.

hp/rap (rtr, afp, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement