Rabu 01 Jan 2020 12:08 WIB

Tahun Baru, Polisi Hong Kong Kembali Tembakkan Gas Air Mata

Demonstrasi terjadi mewarnai pergantian Tahun Baru di Hong Kong

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Demonstrasi terjadi mewarnai pergantian Tahun Baru di Hong Kong.
Foto: Vivek Prakash/EPA
Demonstrasi terjadi mewarnai pergantian Tahun Baru di Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata kepada pemrotes pro-demokrasi beberapa menit menjelang tahun 2020. Demonstrasi terjadi mewarnai pergantian Tahun Baru dan akan terus berjalan hingga 1 Januari.

Sebelum tengah malam pada Selasa (31/12), ribuan pemrotes berkumpul di pusat keuangan, termasuk di sepanjang tepi Victoria Harbour dan di Lan Kwai Fong. Mereka menghitung mundur dengan meneriakkan "Sepuluh! Sembilan! Bebaskan Hong Kong, revolusi sekarang!" saat mereka menyalakan telepon mereka menjadikan lautan lampu.

Baca Juga

Sedangkan kerumunan kecil pengunjuk rasa di distrik Mong Kok melawan barikade pada Rabu (1/1) pagi. Mereka mendorong polisi anti huru hara melepaskan tembakan gas air mata 2020 pertama sebagai tanggapan.

Di samping itu, tidak lama sebelum hari terakhir 2019 berakhir, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di daerah yang sama. Di lingkungan sekitar Prince Edward, petugas menangkap beberapa pengunjuk rasa yang sedang menyalakan lilin.

Pada malam yang sama pula, ribuan orang mengaitkan diri menjadi rantai manusia yang membentang bermil-mil di sepanjang jalan-jalan perbelanjaan yang sibuk dan melalui lingkungan setempat. Mereka meneriakkan slogan, menyanyikan "Glory to Hong Kong" serta mengangkat poster yang menyerukan perjuangan demokrasi pada tahun 2020.

"Terima kasih pada 2019, yang merobek topeng jelek polisi dan pemerintah dan membiarkan orang-orang melihat kebenaran," kata pemrotes Kris, seorang petugas medis yang bergabung dalam protes.

Pertunjukan kembang api Malam Tahun Baru di Hong Kong pun dibatalkan karena masalah keamanan. Namun, pertunjukan cahaya dan kembang api berskala kecil terjadi.

Polisi telah menangkap hampir 6.500 orang sejak Juni. Demonstran yang ditangkap hampir sepertiga dari mereka berusia di bawah 20 tahun. "Anak-anak muda telah banyak berkorban demi keadilan 2019 adalah panggilan untuk membangunkan," seorang pensiunan berusia 63 tahun dengan nama keluarga Shiu.

Menurut Shiu, masyarakat akan lebih bertekad di tahun yang baru. Mereka akan mengerti masa depan Hong Kong tercermin dengan lima tuntutan yang bisa tercapai.

sumber : Al Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement