Kamis 02 Jan 2020 01:01 WIB

Thailand Awali Tahun Baru dengan Larangan Kantong Plastik

Thailand memulai tahun baru 2020 dengan larangan menggunakan kantong plastik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Thailand memulai tahun baru 2020 dengan larangan menggunakan kantong plastik. Ilustrasi.
Foto: Flickr.com
Thailand memulai tahun baru 2020 dengan larangan menggunakan kantong plastik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand memulai tahun baru 2020 dengan larangan dalam menggunakan kantong plastik sekali pakai di toko-toko besar, Rabu (1/1). Hal ini dilakukan dalam upaya pemerintah melanjutkan kampanye bebas plastik sekali pakai. Nantinya larangan total akan diberlakukan pada 2021 untuk mengurangi limbah dan puing-puing di laut.

Kesadaran masyarakat tentang risiko dari sampah plastik terhadap hewan dan lingkungan telah meningkat tahun lalu. Hal ini disebabkan dari adanya serangkaian insiden di mana hewan termasuk rusa dan bayi duyung ditemukan mati dengan plastik dalam sistem pencernaan mereka.

Baca Juga

"Thailand berada di peringkat keenam di antara negara-negara top dunia yang membuang sampah ke laut," ujar Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Varawut Silpa-Archa setelah membagikan tas belanja yang dapat digunakan kembali untuk umum.

"Selama lima bulan terakhir, kami turun ke urutan ke-10. Terima kasih atas kerja sama rakyat Thailand," ujarnya menambahkan. Kementerian mengatakan Thailand mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak dua miliar atau sekitar 5.765 ton tahun lalu.

Varawut mengatakan adanya aspek yang paling menantang. Termasuk 40 persen kantong plastik terakhir yang digunakan di pasar segar dan di daerah perdesaan. "Tidak mudah mengubah cara berpikir dan perilaku orang-orang itu," katanya.

Ini merupakan fase pertama kampanye untuk mendorong konsumen secara sukarela menolak kantong plastik dari toko. "Awalnya, saya tidak terbiasa (membawa tas belanja) karena terkadang saya hanya datang dengan tangan kosong dan melupakannya. Ketika saya ingat, saya akan membawanya," kata seorang warga, Supanee Burut-thong.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement