REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengirim pasukan tambahan ke Baghdad di tengah aksi protes terhadap serangan udara di Kedutaan Besar AS. Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, Pentagon bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS memastikan keamanan kedutaan dan para staf kedutaan.
"Kami telah mengambil tindakan perlindungan yang tepat untuk memastikan keselamatan warga Amerika, personel militer dan diplomat di negara itu, dan untuk memastikan hak kami untuk membela diri. Kami mengirim pasukan tambahan untuk mendukung personel kami di Kedutaan," kata Esper, dilansir Anadolu Agency, Kamis (2/1).
Esper mendesak pemerintah Irak memenuhi tanggung jawabnya untuk membantu perlindungan personel AS. Dia mengatakan, Washington selama ini terus mendukung rakyat Irak yang bebas, berdaulat, dan makmur.
Ribuan pengunjuk rasa menyerbu kompleks kedutaan AS di Irak pada Selasa lalu. Mereka memprotes serangan udara Washington terhadap milisi yang didukung Iran pada akhir pekan. Serangan tersebut menewaskan 25 orang. Sedangkan, AS menyalahkan milisi atas serangan roket ke pangkalan militer Irak di kota utara Kirkuk pekan lalu yang menewaskan seorang kontraktor AS.
Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi mengatakan, Baghdad mengutuk serangan udara terhadap unsur-unsur militer Irak. Dia memperingatkan kepada seluruh pengunjuk rasa untuk menjauh dari bangunan dan kompleks asing.
"Pasukan keamanan Irak akan menanggapi setiap tindakan agresi atau pelecehan terhadap kedutaan asing di Irak, dan mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi kekuatan penuh hukum," kata Abdul-Mahdi di Twitter.