REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Angkatan Laut Australia (AL) turun tangan mengevakuasi sekitar 1.000 penduduk dan wisatawan yang terjebak di kota Mallacoota karena terdampak kebakaran hutan di Victoria. Sepanjang Jumat (3/1), kapal pendarat membawa orang-orang ke dua kapal AL, MV Sycamore dan HMAS Choules.
Sekitar empat ribu penduduk dan wisatawan melarikan diri ke pantai ketika kebakaran hutan merembet hingga ke kota. Para pengungsi yang dievakuasi oleh AL nantinya akan dibawa ke Pelabuhan Barat. Kapal memerlukan waktu 16 jam perjalanan menyusuri pantai.
Dengan jalan yang terputus, militer mengevakuasi sekitar 60 orang dengan helikopter pada Kamis. Udara sejauh ini terlalu berasap untuk evakuasi menggunakan udara sehingga kapal dikerahkan.
"Evakuasi itu sukarela. Pada Kamis malam, 963 telah mendaftar untuk berada di kapal, dengan beberapa lagi melakukannya pada Jumat pagi," kata Komandan Scott Houlihan dilansir BBC, Jumat.
Kapal yang lebih besar, HMAS Choules, memiliki beberapa ratus tempat tidur. Perjalanan selanjutnya diprediksi akan terlaksana tergantung permintaan. Para pengungsi diizinkan membawa hewan peliharaan mereka ke kapal.
Seorang anggota parlemen lokal Darren Chester menyebut langkah ini merupakan relokasi massa warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews menyatakan keadaan bencana untuk enam wilayah dan resor, termasuk Mallacoota. "Beberapa orang ingin pergi, beberapa tinggal," katanya tentang evakuasi.
Temperatur tinggi dan angin kencang diprediksi masih melanda wilayah Victoria hingga akhir pekan. Hal ini menandakan potensi bahaya kebakaran ekstrem yang meluas.
Di bagian lain Victoria, penduduk didesak untuk mengungusi. Banyak penduduk mengantre di stasiun kereta api untuk pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Diperkirakan kita akan melihat badai kering datang di seluruh negara bagian dan potensi serangan kilat," ujar komisaris manajemen darurat untuk Victoria Andrew Crisp. Dia meminta orang-orang untuk pergi sesegera mungkin.
"Ini adalah kesempatanmu untuk keluar," katanya. "Bukan hanya kebakaran yang kita ketahui. Kebakaran baru yang mungkin dimulai hari ini," dia menambahkan.
Ribuan orang juga melarikan diri dari negara tetangga New South Wales, tempat keadaan darurat selama sepekan berlaku. Sejak September, kebakaran telah menewaskan sedikitnya 20 orang di kedua negara bagian itu dan belasan lainnya hilang. Kebakaran sejauh ini menghancurkan lebih dari 1.300 rumah.