REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina turut merespons aksi penyerangan Amerika Serikat (AS) terhadap Bandara Internasional Baghdad, Irak. Serangan ini menewaskan Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Beijing mendesak AS dan Iran menahan diri guna menghindari meningkatnya ketegangan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengisyaratkan negaranya menyayangkan aksi serangan AS. "Cina selalu menentang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional. Kami mendesak pihak-pihak terkait, terutama AS, untuk tetap tentang dan menahan diri untuk menghindari ketegangan yang semakin meningkat," ujarnya pada Jumat (3/1), dikutip laman the Straits Times.
Geng menyerukan agar kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Irak dihormati. Selain itu Cina mendesak semua pihak mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB dan norma-norma dasar hubungan internasional.
AS melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad pada Jumat. Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial menjadi sasarannya.
Dalam keterangannya, Gedung Putih menyebut bahwa serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad diperintahkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump. Pentagon menjelaskan bahwa tujuan serangan itu adalah untuk melindungi para diplomat dan petugas layanannya di seluruh kawasan.
"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat Amerika dan anggota layanan di Irak dan di seluruh kawasan," kata Pentagon dalam pernyataannya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengutuk aksi penyerangan yang menewaskan Soleimani. Dia menegaskan akan mengambil tindakan balasan.
Tewasnya Soleimani kian memperburuk hubungan Washington dan Teheran. Sebelumnya kedua negara telah bersitegang atas gelombang demonstrasi di Irak, terutama pascagedung Kedutaan Besar AS di Baghdad menjadi target serangan massa.
Presiden AS Donald Trump menuding Iran merupakan dalang di balik aksi penyerangan gedung kedutaannya. Hal itu segera ditampik dan dikecam Komandan Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Hossein Salami. Dia mengisyaratkan Iran siap membuka konfrontasi militer dengan Washington.
"Kami tidak memimpin negara ini menuju perang. Tapi kami tidak takut perang apa pun dan kami memberi tahu Amerika untuk berbicara dengan benar dengan bangsa Iran. Kami memiliki kekuatan untuk menghancurkan mereka beberapa kali dan tidak khawatir," ujar Salami pada Kamis (2/1).