Sabtu 04 Jan 2020 23:41 WIB

Kebakaran Hutan Australia, Masyarakat Kecewa dengan PM Morrison

Lima juta hektar hutan dan lahan di Australia hangus karena dilalap api.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
AP/State Government of Victoria
AP/State Government of Victoria

DW.COM -- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mempersingkat kunjungannya di kota Cobargo pada Kamis (02/01) setelah warga setempat ramai-ramai mengkritik kepemimpinannya. Warga marah dan kecewa atas tindakan Morrison dalam upaya menangani kebakaran hutan yang telah merusak kota di negara bagian New South Wales itu.

Dua warga Cobargo dilaporkan meninggal dunia karena kebakaran yang terjadi awal pekan ini, dan banyak dari mereka yang kehilangan rumah. Seorang ayah berusia 63 tahun beserta putranya yang berusia 29 tahun meninggal di dalam rumahnya ketika api kebakaran melanda kota mereka. Polisi setempat melaporkan, seorang pria berusia 72 tahun juga dinyatakan masih hilang.

Dalam kunjungannya, seorang warga berteriak kepada Morrison,"Kawan, Anda tidak akan mendapatkan suara di sini. Tidak ada suara untuk Partai Liberal, Anda tamat!"

Sementara wanita lain berteriak,"Mengapa kami hanya punya empat truk untuk mempertahankan kota kami? Karena kota kami tidak punya banyak uang, tetapi kami berhati emas wahai perdana menteri!"

Ketika Morrison hendak pergi, wanita itu kembali memanggilnya,"Bagaimana dengan orang-orang yang sudah meninggal? Bagaimana nasib orang-orang yang kehilangan tempat tinggal?"

Menanggapi amarah warga di Cobargo, kepada media Australia ABC, Morrison mengatakan,"Saya mengerti perasaan orang-orang, mereka telah kehilangan segalanya, dan masih ada beberapa hari yang sangat berbahaya."

"Tugas saya adalah memastikan bahwa kami bisa mengkondisikan hari-hari yang sangat sulit ini dan terus mendukung respon negara bagian yang mereka berikan (kepada korban)."

Baca juga: Australia Tetapkan Darurat Kebakaran

Morrison takan akan ubah politik iklim

PM Morrison dalam konferensi pers resmi pertamanya sejak kebakaran hutan dan lahan terjadi, membela tindakan dalam menangani kebakaran serta politiknya terkait perubahan iklim dengan menyebutnya sebagai "bijaksana".

"Cara terbaik untuk merespon (kebakaran) yakni dengan cara bagaimana masyarakat (orang Australia) selalu menanggapi peristiwa ini dan itu adalah dengan menaruh kepercayaan pada mereka yang memerangi kebakaran ini," kilah Morrison.

"Saya mengerti bagaimana kertakutannya, saya mengerti bagaimana frustrasinya, tapi ini adalah bencana alam, yang paling baik ditangani secara tenang, dengan cara sistematis."

Pada saat yang sama, ia menegaskan bahwa tidak akan mengubah kebijakannya dengan mengorbankan perekonomian Australia.

Di tengah kritik terhadap kebijakannya terkait perubahan iklim, Morrison bersikeras bahwa Australia menghadapi tantangan dengan lebih baik dibanding negara-negara lain dan tengah memenuhi target internasional.

Banyak pihak mengkritik langkah skeptis Morrison terhadap perubahan iklim. Para pengritik mengatakan bahwa faktor perubahan iklim juga berkontribusi pada krisis kebakaran hutan di Australia.

Australia sedniri merupakan negara pengekspor batubara dan gas alam cair terbesar di dunia.

Morrison yang mendukung kuat industri batubara, berkelit dengan menyalahkan kekeringan yang telah terjadi selama tiga tahun di Australia sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan itu.

PM Australia ini sebelumnya juga dihujani kritik tajam, karena ia beserta keluarganya justru pergi berlibur ke Hawaii pada bulan Desember lalu di saat kebakaran hutan hebat melanda negeri kangguru tersebut. Morrison akhirnya memutuskan untuk mempersingkat perjalanannya dan meminta maaf kepada publik.

Korban tewas terus bertambah

Hingga saat ini, lebih dari lima juta hektar hutan dan lahan di Australia hangus karena dilalap si jago merah dan lebih dari 1.400 rumah rusak terbakar.

Jumlah korban tewas dilaporkan terus meningkat. Sedikitnya 17 orang dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang, demikian dilansir dari kantor berita AFP.

Militer Australia juga telah melakukan proses evakuasi terhadap 1.000 orang yang terjebak dalam kebakaran hutan di di kota pesisir Mallacoota, Victoria. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan kapal HMAS Choules yang membawa bahan bantuan berupa makanan, air, dan obat-obatan.

Morrison mengimbau kepada orang-orang yang tengah menunggu bantuan atau terjebak dalam kemacetan lalu lintas untuk bersabar dan mengatakan "bantuan akan tiba."

Morrison mengatakan bahwa api akan terus menyala dalam waktu yang lama. "Tidak seperti banjir, dimana air akan surut, dalam kebakaran seperti ini, api akan terus menyala dan menyala hingga hujan turun." rap/as (AP, AFP, dpa, Reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement