Sabtu 04 Jan 2020 07:35 WIB

Indonesia Minta Semua Pihak tak Perburuk Situasi di Irak

Eskalasi situasi di Irak terjadi menyusul serangan udara AS yang tewaskan Soleimani.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Serangan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1). Indonesia meminta semua pihak tak memperburuk situasi di Irak.
Foto: EPA
Serangan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1). Indonesia meminta semua pihak tak memperburuk situasi di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan atas eskalasi situasi di Irak. Hal itu terkait dengan serangan udara Amerika Serikat (AS) ke Bandara Internasional Baghdad yang menewaskan Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani pada Jumat (3/1).

"Indonesia prihatin dengan eskalasi situasi yang terjadi di Irak. Kami meminta semua pihak menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (4/1).

Baca Juga

Kemlu mengimbau warga negara Indonesia di Irak meningkatkan kewaspadaan. Warga diminta menghubungi KBRI Baghdad di nomor +9647500365228 jika memerlukan informasi atau bantuan.

Pada Jumat pagi, AS melancarkan serangan rudal ke Bandara Internasional Baghdad. Washington membidik konvoi kendaraan Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Beberapa jam pasca-peristiwa itu, Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani tewas akibat serangan AS. Serangan tersebut diperintahkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump.

Pentagon menuding Soleimani berencana melakukan serangan terhadap diplomat dan anggota layanan AS di Irak dan kawasan sekitarnya. Pasukan Quds diketahui merupakan sebuah divisi atau sayap Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial.

Soleimani selaku komandannya telah bertahun-tahun dipandang sebagai arsitek yang berperan menyebarkan pengaruh Iran di Timur Tengah. Tewasnya Soleimani kian meningkatkan ketegangan antara AS dan Iran. AS telah memerintahkan semua warganya untuk segera meninggalkan Irak.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengutuk serangan AS. Dia menyatakan akan melakukan aksi balasan.

Tak hanya Iran, Suriah dan Irak turut mengutuk serangan udara AS. Suriah, melalui kantor berita negaranya, Syrian Arab News Agency (SANA), menyebut agresi AS ke Bandara Internasional Baghdad adalah tindakan kriminal yang berbahaya.

Presiden Irak Barham Salih berpendapat serupa. Namun dia mendesak semua pihak menahan diri.

"Irak harus mengutamakan kepentingan nasionalnya dan menghindari tragedi konflik bersenjata yang telah mengganggunnya selama empat dekade," kata Salih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement