Sabtu 04 Jan 2020 18:14 WIB

Australia Kebakaran, PM Batalkan Kunjungan ke Luar Negeri

PM Australia membatalkan kunjungan ke India dan Jepang.

Red: Nur Aini
Petugas berusaha memadamkan api di Ridge Road di Woodside, Adelaide Hills, Adelaide, Australia, Jumat (20/12).
Foto: Kelly Barnes/EPA-EFE
Petugas berusaha memadamkan api di Ridge Road di Woodside, Adelaide Hills, Adelaide, Australia, Jumat (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah membatalkan perjalanan resmi ke India dan Jepang yang dijadwalkan untuk paruh kedua Januari ini. Hal itu karena kondisi di dalam negeri yang tengah berjuang menghadapi darurat kebakaran hutan.

Morrison mengatakan pada Sabtu (4/1) bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan Duta Besar Jepang untuk Australia Reiichiro Takahashi. Dia berusaha untuk menjadwal ulang pertemuan sehingga dia dapat mengatasi krisis kebakaran yang sedang berkembang di negaranya itu.

Baca Juga

"Saya harus menekankan bahwa kedua pertemuan yang dijadwalkan itu ditunda dan akan segera dicari kesempatan lain," kata Morrison kepada wartawan setelah mengumumkan peningkatan besar peran militer dalam upaya penyelamatan dan bantuan.

Morrison dijadwalkan berangkat ke India pada 12 Januari, diikuti dengan perjalanan ke Jepang, dengan pembicaraan fokus pada pertahanan, intelijen, dan keamanan serta masalah perdagangan. Keputusan untuk menunda perjalanan itu datang setelah Morrison menghadapi kritik keras pada Desember karena berangkat liburan keluarga ke Hawaii, sementara api berkobar di seluruh Australia sejak September. Dia kemudian mempersingkat liburan keluarga dan meminta maaf.

Petugas pemadam kebakaran Australia terus berjuang dalam kondisi berbahaya. Kebakaran di negara bagian New South Wales dan Victoria diperkirakan akan membakar secara tak terkendali dalam suhu di atas 40C (104F) dan angin kencang yang bergeser mengancam untuk mengipasi dan menyebarkan api.

Pihak berwenang mengatakan kondisinya bisa lebih buruk daripada Malam Tahun Baru, ketika kebakaran menghancurkan lahan hutan yang luas dan memaksa ribuan penduduk dan wisatawan musim panas mencari perlindungan di pantai. Kebakaran hutan telah menewaskan 23 orang dan menghancurkan lebih dari 1.500 rumah sejak September, kata Morrison.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement