Sabtu 04 Jan 2020 23:33 WIB

Iran Bidik Kapal Perang AS di Selat Hormuz

Garda revolusi Iran menyiapkan balasan serangan AS yang tewaskan Jenderal Soleimani.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kapal Induk USS John C Stennis yang tengah berpatroli di Selat Hormuz, Selasa (3/1).
Foto: AP
Kapal Induk USS John C Stennis yang tengah berpatroli di Selat Hormuz, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Garda Revolusi Iran telah menyiapkan sejumlah opsi untuk membalas Amerika Serikat (AS) karena telah membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Serangan melalui jalur air di wilayah Selat Hormuz menjadi salah satu opsi tersebut.

"Selat Hormuz adalah titik vital bagi Barat dan sejumlah besar kapal perusak dan kapal perang AS menyeberang di sana," kata Komandan Garda Revolusi Iran di Provinsi Kerman Abuhamzeh pada Jumat (3/1) malam, seperti dilaporkan kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.

Dia mengatakan target vital Amerika di kawasan itu telah sejak lama diidentifikasi oleh Iran. "Sekitar 35 target AS di kawasan tersebut serta Tel Aviv berada dalam jangkauan kami," ujar Abuhamzeh.

Dia tak mengungkap apakah serangan terhadap kapal-kapal perang AS akan dilancarkan dalam waktu dekat. Namun jika hal itu terjadi, potensi perang antara Iran dan AS kian terbuka lebar.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khameni telah mengutuk serangan AS yang menyebabkan Soleimani tewas. Dia menyatakan akan membalas tindakan Washington.

Soleimani tewas saat AS melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pagi. Washington membidik konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Iran. Itu merupakan serangan besar pertama AS terhadap kelompok yang terafiliasi atau terkait dengan Iran sejak menarik pasukannya dari Irak pada 2011. Perintah untuk mengeksekusi tindakan tersebut datang langsung dari Presiden AS Donald Trump.

Dia menyebut Soleimani telah merencanakan serangan yang mengancam para diplomat dan personel militer AS di Irak serta kawasan sekitarnya. "Tapi kami menyergapnya dalam serangan dan menghentikannya," ujarnya.

Trump menampik bahwa AS sedang berupaya memulai peperangan. "Kami mengambil tindakan semalam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang," kata dia seraya menambahkan bahwa AS tak mencari perubahan rezim di Iran.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.

Soleimani disebut sebagai "otak" pembentukan paramiliter yang membidik Israel dan kepentingan AS di seluruh Timur Tengah. Munculnya kelompok Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman diyakini berkat peranan Soleimani. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement