REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Ahad (5/1) menyerukan pertemuan dengan rekan-rekannya di Uni Eropa. Pertemuan dimaksudkan untuk membahas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di Irak oleh Amerika Serikat.
"Sebagai orang Eropa, kami mencoba dan memanfaatkan saluran komunikasi sepenuhnya dalam situasi saat ini," ujar Heiko Maas dalam sebuah pernyataan.
Maas mengusulkan kepada kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell untuk mengadakan pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada pekan ini. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengeluarkan kebijakan bersama terkait krisis di Timur Tengah saat ini.
Maas juga mengatakan Jerman akan berbicara kepada pemerintah Irak setelah parlemen negara itu mendukung rekomendasi perdana menteri bahwa semua pasukan asing harus keluar dari Irak. "Kepentingan utama kami yaitu stabilitas dan persatuan Irak tidak boleh menjadi korban dari eskalasi konflik baru-baru ini," katanya.
Jerman memiliki sekitar 120 tentara yang dikerahkan di Irak di bawah Operation Inherent Resolve yang dipimpin AS. "Kami siap untuk melanjutkan dukungan kami jika diinginkan dan situasi memungkinkan," kata Maas.
"Kami sekarang mendiskusikan hal ini secara intensif dengan para mitra kami, di Dewan NATO, di Uni Eropa, dalam koalisi anti-ISIS, dan terutama dengan kontak kami di Irak," imbuhnya. Jerman telah memutuskan untuk menunda pergantian pasukannya di Irak, kata kementerian pertahanan dalam sebuah postingan di Twitter pada Ahad.