Senin 06 Jan 2020 11:26 WIB

Pusat Penahanan Imigran Ilegal Terbesar India Hampir Rampung

Pembangunan komplek pusat penahan imigran ilegal terbesar di India hampir rampung

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pengunjukrasa penentang Revisi UU Kewarganegaraan India membawa poster menentang UU tersebut. Pembangunan komplek pusat penahan imigran ilegal terbesar di India hampir rampung. Ilustrasi.
Foto: Ajit Solanki?AP
Pengunjukrasa penentang Revisi UU Kewarganegaraan India membawa poster menentang UU tersebut. Pembangunan komplek pusat penahan imigran ilegal terbesar di India hampir rampung. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ASSAM -- Ali seorang teknisi listrik berusia 25 tahun sedang bekerja di proyek pembangunan pusat penahanan untuk imigran ilegal di India. Proyek itu terletak di distrik Goalpara, Negara Bagian Assam. Ia beristirahat sebentar di depan rumah sakit utama komplek pusat penahan imigran ilegal terbesar di India tersebut.

"Hari ini saya bekerja di sini. Besok, dapat menjadi penjara bagi kakak ipar saya, akan menghancurkan keluarga kakak saya," kata Ali kepada Aljazirah.

Baca Juga

Kakak ipar Ali tidak tercantum dalam daftar National Register of Citizens (NRC) yang dirilis Negara Bagian Assam tahun ini. Daftar kontroversial itu menempatkan 1,9 juta orang sebagai imigran 'ilegal'.

Kini warga yang dianggap sebagai imigran 'ilegal' tersebut terancam ditahan di kamp pengasingan di Goalpara atau dideportasi. Kamp penahanan tersebut dibangun di tanah seluas 28 ribu meter persegi atau 2,8 hektare. Pusat penahanan di desa Matia, Goalpara itu sekitar 126 kilometer dari pusat negara bagian Assam, Dispur. Pusat penahanan tersebut dapat menampung tiga ribu orang.

Pusat tersebut terletak di daerah terpencil di Goalpara. Tiga sisinya sebuah lapangan luas dan di depannya ada jalanan yang menghubungkan ke kota Guwati, pusat distrik tersebut.

Di salah satu sisi jalanan menuju pusat penahanan tersebut melewati apa yang dikenal sebagai pegunungan 'hantu'. Warga setempat menuturkan legenda mengatakan pegunungan itu dikuasai hantu dan manusia tidak boleh melewatinya.

"Saya merasa situasinya sama di sini. Semua orang yang datang ke pusat penahanan tidak akan kembali bagaimana manusia mengisolasi orang dari populasinya, dari keluarganya, dan menempatkannya di balik tembok raksasa ini," kata warga Ghulam Nabi sambil menunjuk tembok tinggi yang membatasi komplek pusat penahanan.

Selain rumah sakit, pusat penahanan ini juga dilengkapi ruang makan, sekolah, tempat rekreasi dan dua bangunan terpisah. Satu untuk tahanan laki-laki dan satu lagi untuk tahanan perempuan.

"Tahanan laki-laki dan perempuan akan ditahan di wilayah yang terpisah yang dipisahkan oleh dinding setinggi enam kaki berwarna merah. Akan ada 13 blok empat lantai untuk laki-laki dan dua blok itu perempuan dengan ukuran yang sama," kata teknisi dari dewan perumahan polisi Assam dan pengawas konstruksi pusat penahanan Rabindra Das.

Ia mengatakan seluruh komplek pusat penahanan itu dikelilingi dua dinding. Satu dinding dalam yang setinggi 20 kaki dan satu dinding luar yang setinggi enam kaki. Keamanan komplek pusat penahanan itu juga dilengkapi enam menara pengawas yang akan melakukan pemantauan sepanjang waktu. Menara-menara itu dilengkapi lampu sorot 100 meter. 

Menurut petugas, pembangunan pusat itu disetujui pemerintah federal pada bulan Juni lalu. Harusnya proyek sudah selesai pada Desember lalu. Tapi kini tenggat waktunya dimundurkan hingga April tahun ini. "Ini proyek pemerintah pusat, kami harus menyelesaikan seluruh pembangunan pada April," kata Das. 

Pemerintah pusat India belum mengumumkan NRC nasional. Tapi jumlah pusat penahanan terus bertambah di seluruh negeri. Di Assam pusat gerakan anti imigran dari Bangladesh selama empat dekade sudah ada enam pusat penahanan yang siap beroperasi.

Pada 3 Desember lalu Menteri Urusan Dalam Negeri India G Kishan Reddy memberikan informasi tertulis kepada Parlemen. Sudah ada 201 tahanan di pusat penahanan Goalpara, 140 di Kokrajhar, 71 di Silchar, 40 di Dibrugarh, 196 di Jorhat, dan 322 di Tezpur.

Sejak 2008 sudah ada hampir 100 tahanan yang tewas termasuk karena bunuh diri. Pada Juni Menteri Negara urusan Perumahan Nityanand Rai mengatakan semua negara bagian telah diminta untuk membangun pusat penahanan yang sesuai dengan Model Detention Centre Manual yang disiapkan pemerintah.

Pada 22 Desember, selatan Negara Bagian Karnataka membuat pusat penahanan bagi imigran yang tak memiliki dokumen di Nelamangala. Lokasinya sekitar 40 kilometer dari ibu kota Bengaluru.

Gedung pemerintah yang memiliki enam ruangan, dapur, dan ruang keamanan diubah menjadi rumah 24 orang tahanan. Baru-baru ini bangunan ditambah menara pengawas dan dinding untuk mengamankan wilayah sekitarnya.

Pada 29 Mei tahun lalu, Negara Bagian Goa meresmikan pusat penahanan pertama di sebelah barat negara bagian tersebut. Sementara Negara Bagian Rajasthan berada di dalam penjara federal.

Ada laporan yang mengatakan pembangunan pusat penahanan di Negara Bagian Punjab akan selesai pada Mei tahun ini. Pusat penahanan di ibu kota New Delhi sudah beroperasi sejak 2006 dan dikelola oleh Kantor Regional Registrasi Orang Asing (FRRO).

Pembangunan pusat-pusat penahanan bagi imigran ilegal itu semakin didorong sejak pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi yang berasal dari sayap Hindu Nasional naik ke tampuk kekuasaan. Undang-undang kewarganegaraan diskriminatif yang mereka ajukan ditentang ribuan orang.

Pada Sabtu (4/1) lalu ada puluhan ribu orang yang turun ke jalan untuk memprotes Citizenship Amendment Act (CAA). Pengunjuk rasa menilai undang-undang tersebut menyalahi konstitusi India sebagai pemerintah sekuler.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement