Sumbangan bagi korban kebakaran hutan di Australia mulai mengalir lewat penggalangan dana, termasuk yang dilakukan seorang komedian perempuan Australia dan sudah mencapai Rp 300 miliar dalam tiga hari.
Awalnya Celeste Barber hanya berniat mencapai target Rp 300 juta untuk penggalangan dananya, namun mendapat reaksi luar biasa. Celeste Barber mulai menggalang dana untuk Dinas Pemadam Kebakaran NSW (RFS) hari Jumat (3/01) lewat Facebook.
Tiga hari kemudian, dana yang sudah terkumpul lebih dari 33 juta dolar Australia, atau lebih dari Rp 330 miliar, termasuk dari 'follower' Celeste di luar negeri. Celeste memiliki lebih dari 1.8 juta pengikut di Facebook dan 6.5 juta orang di Instagram.
Mereka yang menyumbang di Facebook berasal dari Polandia, Belgia, Rumania, Prancis, Inggris dan Amerika Serikat. Selain menyampaikan pesan dukungan untuk para korban dan petugas kebakaran, mereka juga tak lupa memuji upaya penggalangan dana yang dilakukan Celeste.
"Begitu banyak orang memerlukan bantuan, begitu banyak satwa liar, sangat menyedihkan," katanya dalam sebuah video
"Saya akan berbicara dengan RFS hari ini mengenai kemana uang itu akan disalurkan dan saya akan memberikan laporannya nanti. Terima banyak kepada dunia, sekali lagi."
Sumbangan dari selebriti dunia
Sejumlah selebriti dunia lain juga memberikan sumbangan bagi korban kebakaran di Australia. Penyanyi perempuan Amerika Serikat, Pink, mengatakan menyumbang AS$ 500 ribu dolar dari kantongnya sendiri.
Sementara petenis putri Australia, Ash Barty mengatakan akan menyumbangkan semua hadiah uang yang diterimanya dari turnamen Brisbane Internasional yang dimulai hari Senin (6/1/2020).
Begitu pula dengan petenis asal Rusia, Maria Sharapova, yang sudah memberikan dana Rp 150 juta, karena merasa Australia sudah menjadi rumahnya sendiri saat ia mengikuti kejuaraan tenis 'Australia Open'.
Bintang lagu-lagu country kelahiran Australia, Keith Urban juga tak ketinggalan ikut menyumbang. Tak hanya untuk korban manusia, penggalangan dana juga ditujukan bagi sejumlah binatang.
Rumah Sakit Koala Port Macquaire di New South Wales, misalnya, sudah mengumpulkan lebih dari Rp 35 miliar lewat platform GoFundMe untuk merawat koala yang terkena dampak kebakaran hutan.
Penipuan juga muncul
Sayangnya, di saat penggalangan dana, muncul juga tindakan negatif, seperti penjarahan atas properti yang ditinggal pemiliknya. Ada pula penipuan yang menggunakan nama korban untuk kepentingan penipunya.
Seperti foto dua korban tewas di NSW, yakni Robert dan Patrick Salway yang meninggal di Cobargo minggu lalu, sekarang digunakan untuk mencari dana bantuan lewat online.
Penggalangan dana sudah mencapai Rp 40 juta dari 60 orang yang menyumbang, sebelum kemudian penggalangannya dilaporkan dan situsnya ditutup.
Sebuah organisasi perempuan di New South Wales memperingatkan nama mereka juga sudah digunakan oleh beberapa orang untuk mengedarkan kotak sumbangan di jalan-jalan.
Mereka mengatakan untuk tidak memberikan dana kepada para penipu tersebut.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini