Senin 06 Jan 2020 17:27 WIB

Asap Kebakaran Hutan di Australia Menyebar Hingga Cile

Asap kebakaran hutan di Australia juga menyebabkan langit oranye di Selandia Baru.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Tahun Baru yang panas di Australia.
Foto: Republika
Tahun Baru yang panas di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gumpalan asap dari kebakaran hutan di berbagai wilayah Australia mulai menyebar hingga melintasi lautan. Asap tersebut telah bergerak dari Selandia Baru, melintasi Pasifik dan masuk ke negara Cile di Amerika Latin.

Berdasarkan gambar satelit, sebagaimana dilansir dari portal berita Australia, NEWS, menunjukkan gumpalan asap tebal menyelimuti Pasifik setelah angin dari tenggara mendorongnya ke Selandia Baru. Gambar dari NASA menunjukkan bahwa asap telah menciptakan awan yang lebih besar dari luas wilayah Amerika Serikat.

Baca Juga

Meteorologi saluran Sky News Weather, Alison Osborne mengatakan bahwa saat ini bisa terlihat asap yang bergerak melintasi Pasifik lalu ke Cile. Polisi Selandia Baru pun dibanjiri telepon tentang langit berwarna oranye dan kuning di Auckland.

Rey, seorang perempuan Australia yang tinggal di Wellington, mengambil foto asap dari kebakaran hutan Australia yang berbentuk seperti salju berwarna kecoklatan laiknya karamel. Asap berwarna coklat itu disebabkan oleh debu di dekat Gletser Franz Josef di Pulau Selatan.

Ahad kemarin, Menteri Pertahanan Selandia Baru Ron Mark mengonfirmasi bahwa negaranya akan mengirim dukungan militer ke Australia untuk membantu manajemen kebakaran hutan. Bantuan tersebut akan mencakup personel dan tiga helikopter angkatan udara Selandia Baru, lalu akan dikerahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Australia Royal Edinburgh, di Adelaide. Personel militer itu akan tetap di Australia setidaknya sampai akhir Januari.

Setelah terjadi kebakaran hutan di pantai selatan New South Wales, Dataran Tinggi Selatan dan Pegunungan Snowy, masih ada 136 titik kebakaran di negara bagian tersebut. Di Australia Selatan, konvoi kendaraan militer dengan 100 lebih tentara cadangan sedang menuju ke Pulau Kanguru.

Api yang telah membakar lebih dari 155.000 hektare lahan itu masih aktif di beberapa daerah. Di Victoria, hujan yang turun cukup membantu petugas pemadam kebakaran tetapi kondisi panas diperkirakan akan kembali terjadi pada akhir pekan ini.

Asap tebal menyelimuti Canberra, menutup sejumlah toko, restoran, museum, dan departemen pemerintah. Kualitas udara di ibu kota Canberra pekan ini menjadi yang paling buruk di dunia. Ratusan rumah hancur dan langit di pinggir kota-kota besar berwarna merah menyala, abu dan asap pun memenuhi udara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement