Senin 06 Jan 2020 18:19 WIB

Galeri Nasional Australia Tutup Akibat Dampak Kabut Asap

Galeri Nasional Australia ingin melindungi karya seni dari dampak kebakaran hutan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang warga menyiram atap rumahnya dengan menggunakan selang di New South Wales, Australia, Sabtu (4/1).
Foto: Tracey Nearmy/Reuters
Seorang warga menyiram atap rumahnya dengan menggunakan selang di New South Wales, Australia, Sabtu (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- National Gallery of Australia (NGA) yang berada di Canberra memutuskan tak beroperasi pada Senin (6/1). Salah satu tujuan dari tindakan itu adalah untuk melindungi karya-karya seni dari dampak kebakaran hutan yang kian meluas. 

"Menutup pintu kami memungkinkan kami untuk mengurangi risiko apa pun kepada publik, staf, dan karya seni yang dipajang," kata NGA dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga

Saat ini, NGA sedang memamerkan karya pelukis Henri Matisse dan Pablo Picasso. Karya-karya tersebut dipinjam dari Musée Picasso di Paris, Prancis. 

Meskipun tidak dalam bahaya kebakaran hutan, Camberra telah menghadapi dampak dari bencana alam tersebut. Kualitas udara di sana pada Senin merupakan yang terburuk di antara kota-kota besar mana pun di dunia. 

Asap kekuningan menyelimuti kota. Level kualitas udara menunjukkan asap berada pada tingkat berbahaya. Hal itu menyebabkan pertokoan dan perkantoran meliburkan para karyawannya. Mereka diimbau untuk tetap berada di rumah masing-masing dan menghindari aktivitas di luar ruangan. 

Kebakaran musim panas telah menghancurkan lebih dari 8 juta hektare hutan semak Australia. Sedikitnya 24 orang tercatat tewas akibat bencana tersebut. Hewan-hewan yang berada di hutan turut menjadi korban dan tak terhitung jumlahnya. 

Gambar-gambar NASA menunjukkan asap mengepul dari pantai timur Australia. Mereka bergerak di atas Selandia Baru dan bahkan mencapai Amerika Selatan dalam waktu kurang dari sepekan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement