REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah surat dari militer Amerika Serikat (AS) untuk Irak yang berisi tentang indikasi penarikan pasukan AS telah bocor ke publik. Surat tersebut muncul sehari setelah parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar semua pasukan asing meninggalkan negara itu.
Kepala Staf Gabungan Militer AS Mark Milley menekankan bahwa AS tidak akan menarik pasukannya dari Irak. Dia mengatakan AS ingin menjelaskan kepada militer Irak bahwa telah terjadi peningkatan pergerakan pesawat udara, termasuk pesawat yang mengangkut pasukan antar pangkalan di Irak, serta memindahkan pasukan dari Kuwait ke Irak.
"Itu (draft surat) dikirim ke beberapa orang penting militer Irak untuk mengoordinasikan hal-hal terkait pergerakan udara. Kemudian itu (surat) berpindah dari tangan satu orang ke tangan orang lain dan kemudian jatuh ke tangan Anda," ujar Milley kepada wartawan.
Milley mengatakan draft dokumen itu tidak ditandatangani dan sengaja dikirim ke sejumlah pihak untuk mendapatkan masukan dari para pejabat Irak. Menurutnya, pengiriman surat ini kerap dilakukan secara berkala.
"Saya mengirim draft ke seluruh Washington D.C. yang tidak ditandatangani untuk mendapatkan masukan dan umpan balik. Ini adalah kesalahan jujur dari orang-orang yang mencoba melakukan hal benar dalam situasi yang sangat dinamis. Seharusnya itu tidak dikirim," kata Milley.
BBC melaporkan, surat tersebut dikirim oleh Kepala Satuan Tugas Militer AS di Irak, William H Seely, kepada Wakil Direktur Operasi Gabungan Abdul Amir. Isi surat itu menjelaskan tentang langkah-langkah tertentu terkait peningkatan lalu lintas udara, serta memastikan pergerakan keluar dari Irak dilakukan dengan cara yang aman dan efisien. Dalam surat itu juga disebutkan bawha AS akan membawa lebih banyak Pasukan Koalisi ke Zona Hijau di Baghdad.
Lebih dari lima ribu pasukan AS berada di Irak dan menjadi bagian dari Combined Joint Task Force - Operation Inherent Resolve yang didirikan pada 2014 untuk menangani kelompok ISIS. Fokus utama gugus tugas adalah untuk melatih dan memperlengkapi pasukan Irak.