REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hujan lebat telah turun di sepanjang pantai timur, mulai dari Sydney hingga Melbourne, serta beberapa wilayah di New South Wales (NSW). Namun, pihak berwenang setempat memperkirakan suhu akan kembali melonjak pada Jumat mendatang dan dapat menimbulkan kebakaran yang lebih besar di Victoria dan NSW.
Meskipun hujan lebat sudah mulai turun, polusi kabut asap masih sangat tinggi sehingga membatasi jarak pandang. Biro Meteorologi Victoria memperingatkan bahwa jarak pandang di Melbourne kurang dari satu kilometer.
"Tidak ada ruang untuk berpuas diri. Hari ini kami masih berupaya untuk melakukan pemulihan dan memastikan orang-orang dipindahkan ke tempat yang aman," ujar Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian dilansir BBC, Selasa (7/1).
Suhu yang mulai menurun dapat memberikan kesempatan bagi militer Australia untuk mengirim pasokan pangan dan kebutuhan lainnya ke daerah yang terkena dampak kebakaran hutan. Militer mengirim pasukan dan persediaan ke Pulau Kanguru di Australia Selatan yang sebagian besar hangus terbakar. Selain itu, militer juga mengirim bantuan ke NSW dan Victoria.
Komisaris Manajemen Darurat Victoria, Andrew Crisp, memperingatkan suhu akan kembali meningkat dan api akan muncul lagi. Menurutnya, situas saat ini masih sangat dinamis. "Ini akan menjadi situasi yang berubah-ubah dan dinamis. Api diperkirakan akan muncul di perbatasan," ujar Crisp.
Dewan Asuransi Australia mengatakan saat ini telah ada sembilan ribu klaim dengan nilai 700 juta dolar Australia yang terkait dengan kerusakan akibat kebakaran. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan kepada ABC bahwa terlalu dini untuk menghitung dampak ekonomi dari musibah kebakaran tersebut.