Rabu 08 Jan 2020 05:15 WIB

Hewan-hewan Khas Australia Terancam Punah Akibat Kebakaran

Suhu panas di Australia telah merusak 4.400 kilometer persegi Kangaroo Island.

Red:
.
.

Kangaroo Island di Australia Selatan, adalah pulau yang terkenal karena menjadi rumah hewan-hewan khas Australia yang bukan hanya kanguru dan koala.

  • Sekitar sepertiga kawasan Kangaroo Island telah terbakar, termasuk taman nasional Flinders Chase
  • Dunnart, hewan sebesar tikus yang sudah punah, diperkirakan terkena dampaknya
  • Sekitar 500 sarang lebah yang hasilkan madu Liguria diperkirakan ikut terbakar

 

Baca Juga

Di tempat ini terdapat juga hewan-hewan langka, termasuk lebah yang menciptakan madu paling murni.

Suhu yang panas di benua Australia telah merusak 4.400 kilometer persegi dari Kangaroo Island, atau hampir sepertiganya, Jumat pekan lalu (3/01).

Para pakar margasatwa kini khawatir dengan masa depan beberapa spesies yang terancam.

Api telah menghanguskan Taman Nasional Flinders Chase, yang ada di pulau ini, dimana jadi rumah bagi koala, kanguru, burung langka, dan hewan berkantung lainnya.

Wakil direktur pemulihan hewan, John Woinarski, juga profesor di Universitas Charles Darwin, mengatakan kebakaran di seluruh Australia telah menjadi tempat pembantaian yang mengerikan bagi satwa liar.

"Hampir tidak ada habitat yang tersisa bagi banyak hewan. Ini mengarah pada kepunahan lokal," katanya.

"Tempat-tempat seperti Kangaroo Island, di mana sebagian lahannya terbakar, berarti beberapa spesies tanaman dan hewan ... mungkin telah hilang sama sekali."

 

Koala bebas penyakit

Jumlah koala di Kangaroo Island telah meningkat pesat, dengan perkiraan sekitar 50 ribu ekor di pulau ini.

Tapi tidak jelas berapa banyak koala yang mati dalam kebakaran hutan yang dahsyat itu.

Koala di pulau ini bukanlah termasuk spesies yang punah. Mereka juga adalah satu-satunya yang bebas penyakit, seperti klamidia, yang menyebabkan koala buta dan tak subur.

Peneliti Dr Natasha Speight mengatakan Taman Nasional Flinders Chase telah menjadi pusat koala.

"Dampak kebakaran hutan pada populasi koala di seluruh pulau kemungkinan besar akan signifikan."

 

Dunnart berekor

Hewan kecil yang diberi nama 'dunnart' ini bahkan tanpa kebakaran hutan sudah beresiko punah.

Pemerintah Australia menyebut dunnart sebagai salah satu dari 10 spesies yang paling terancam secara nasional.

Tidak diketahui persis berapa jumlah hewan yang ukurannya sebesar tikus di pulau ini.

Tapi ahli ekologi fauna Pat Hodgens mengatakan kematian 20 ekor saja dari hewan marsupial ini terasa sangat signifikan.

"Mereka kecil... dan sulit untuk menyelamatkan diri dari panasnya api," katanya.

"Sekarang mereka kehilangan habitat, menjadi sangat rentan terhadap pemangsa di sekitarnya, seperti kucing liar."

Kakatua hitam mengkilap

 

Kakatua berwarna hitam berkilauan dari Kangaroo Island ini adalah jumlahnya terbatas.

Peneliti Universitas Queensland, Daniella Teixeira, dengan keahlian khusus soal hewan ini, mengatakan kakatua hitam hidup di daratan Australia beberapa dekade lalu, tetapi punah setelah habitat mereka hilang.

"Tingkat kerusakan akibat kebakaran saat ini mungkin cukup parah," kata Daniella.

"Mereka benar-benar khusus dan memiliki tingkat reproduksi yang sangat rendah, sekitar satu ekor setahun itu pun kalau mereka beruntung," katanya.

Sebuah pemilik bisnis di Kangaroo Island, Bush Organics, mengunggah di jejaring sosial saat burung ini terlihat terbang, sehingga ada "harapan" bagi mereka di masa depan.

Lebah madu Liguria

 

Lebah Liguria di Kangaroo Island diyakini sebagai penghasil madu murni terakhir dari jenis lebah ini yang dapat ditemukan di mana pun di dunia.

Mereka telah berkembang biak di pulau itu selama 135 tahun terakhir, setelah Pemerintah Australia Selatan mendeklarasikan kawasan tersebut sebagai tempat perlindungan lebah.

Salah satu peternaknya, Stephen Heatley mengatakan telah kehilangan 40 sarang lebah Liguria dalam kebakaran hutan, tetapi "menduga" ada 500 sarang yang mati karena api.

Bagaimana hutan dan semak Australia akan pulih?

 

Kebakaran hutan dan semak telah menghancurkan sekitar 5,8 juta hektar lahan di Australia, yang dikenal karena flora dan fauna yang unik.

Diperkirakan hilangnya satwa liar di seluruh Australia dari kebakaran hutan di penghujung tahun 2019 hingga saat ini akan melebihi 500 juta ekor.

Profesor Woinarski dari Charles Darwin University mengatakan pemulihan hutan bisa memakan waktu puluhan tahun.

"Butuh bertahun-tahun bagi tanaman dan hewan untuk berkembang biak setelah kebakaran," katanya.

"Mereka tak akan kembali sampai beberapa puluh tahun."

Artikel ini disunting dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement