Selasa 07 Jan 2020 16:32 WIB

Mahathir Kaitkan Pembunuhan Soleimani dengan Kasus Khashoggi

Mahathir meminta negara-negara Muslim bersatu atas pembunuhan Soleimani.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Mahathir Kaitkan Pembunuhan Soleimani dengan Kasus Khashoggi. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Foto: The Star
Mahathir Kaitkan Pembunuhan Soleimani dengan Kasus Khashoggi. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengaitkan pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani dan pembunuhan kolumnis Saudi Jamal Khashoggi, Selasa (7/1). Menurutnya, kedua kasus tersebut sama-sama melanggar hukum internasional dan tidak bermoral sama sekali.

"Kedua pembunuhan itu terjadi melewati batas-batas, melanggar hukum, dan merupakan tindakan tak bermoral. Kami tidak lagi aman kini. Jika ada orang yang menghina atau mengatakan sesuatu yang tidak disukai orang lain, dari negara lain mengirim drone dan mungkin menembaki saya," ujar Mahathir dilansir Bloomberg, Selasa (7/1).

Baca Juga

Mahathir juga memperingatkan serangan udara Amerika Serikat (AS) di dekat bandar udara Baghdad malah dapat menyebabkan meningkatnya terorisme. Mahathir meminta negara-negara Muslim bersatu atas pembunuhan itu.

"Kami melihat tindakan seperti itu dapat dilakukan menyasar pria yang sangat kuat dinegaranya, melawan hukum dunia. Dan pada saat ini kita tidak bisa berbuat apa-apa," kata Mahathir.

Soleimani tewas bersama dengan seorang pemimpin milisi Irak setempat dalam serangan pesawat tak berawak pada Jumat pekan lalu. Serangan AS terjadi setelah serangan terhadap pangkalan militer AS di Irak dan kedutaan AS di Baghdad oleh pasukan yang menurut AS diarahkan oleh Iran.

Sementara Khashoggi dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul. Sebuah laporan oleh Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Agnes Callamard merekam bahwa agen-agen Saudi sedang mendiskusikan bagaimana memotong-motong tubuh Khashoggi beberapa menit sebelum dia memasuki konsulat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement