Selasa 07 Jan 2020 20:39 WIB

Inggris: Perang dengan Iran Untungkan Milisi dan Teroris

Pemerintah Inggris ingin berusaha mengurangi ketegangan dengan Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Inggris: Perang dengan Iran Untungkan Milisi dan Teroris. Pemakaman Jenderal Qassem Soleimani dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).
Foto: Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via Reuters
Inggris: Perang dengan Iran Untungkan Milisi dan Teroris. Pemakaman Jenderal Qassem Soleimani dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemerintah Inggris ingin berusaha mengurangi ketegangan dengan Iran. Menurutnya, peperangan di Timur Tengah hanya menguntungkan kelompok milisi, khususnya ISIS.

"Apa yang kami ingin lakukan adalah mengurangi ketegangan dengan Iran dan memastikan sehubungan dengan Irak kami tidak kehilangan kemenangan yang kita peroleh dari ISIS," ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia, Selasa (7/1).

Baca Juga

"Kami khawatir jika kami melihat perang yang meletus sepenuhnya akan sangat merusak, dan para teroris, khususnya ISIS, akan menjadi satu-satunya pemenang," kata Raab.

Dia mengatakan sedang berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. "Itulah sebabnya saya pergi ke Brussels hari ini guna memastikan kami mengirim pesan yang sangat jelas dan konsisten tentang perlunya deeskalasi serta menemukan jalur diplomatik," ucapnya.

Kekhawatiran pecahnya perang antara Iran dan AS terjadi setelah Washington membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pekan lalu. Dia tewas akibat serangan drone atau pesawat nirawak AS yang membidik konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan. 

Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan pembunuhan Soleimani merupakan tindakan perang. Menurutnya, Iran layak melakukan aksi balasan.

"Pasti akan ada balas dendam, balas dendam yang keras. Respons terhadap aksi militer adalah aksi militer. Oleh siapa, kapan, di mana? Itu untuk masa depan untuk disaksikan," ujar Ravanchi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement