REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis pada Selasa memperingatkan warga negaranya untuk tidak bepergian ke Iran dan juga Irak. Peringatan dirilis mengingat situasi keamanan yang sangat tidak stabil.
Kementerian Luar Negeri juga mengimbau warga negara Prancis yang sementara ini tidak meninggalkan negara-negara tersebut agar berhati-hati. Menurut pernyataan, mereka diminta membatasi perjalanan di Iran, Irak, serta menghindari pertemuan.
Sebelumnya, Otoritas Inggris telah memperingatkan warga negaranya untuk menghindari semua perjalanan ke Irak, di luar kawasan Kurdistan. Pihaknya juga meminta agar tidak melakukan perjalanan ke Iran kecuali penting menyusul kematian komandan Iran Qasem Soleimani di Baghdad.
Kementerian Luar Negeri Belanda juga meminta warga negaranya untuk meninggalkan Baghdad jika hal itu memungkinkan dengan cara yang aman. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Ahad (5/1) menyerukan pertemuan dengan rekan-rekannya di Uni Eropa.
Pertemuan dimaksudkan untuk membahas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di Irak oleh Amerika Serikat. "Sebagai orang Eropa, kami mencoba dan memanfaatkan saluran komunikasi sepenuhnya dalam situasi saat ini," ujar Heiko Maas dalam sebuah pernyataan.
Maas mengusulkan kepada kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell untuk mengadakan pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada pekan ini. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengeluarkan kebijakan bersama terkait krisis di Timur Tengah saat ini.