REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Otoritas Irak mengatakan serangan misil Iran yang menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad dan Erbil tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Jaringan Media Keamanan milik Pemerintah Irak melaporkan 22 misil telah jatuh di wilayah negaranya. "Sebanyak 17 dari roket ini mengenai pangkalan udara Ain al-Asad dan lima misil jatuh di kota Erbil," katanya, dikutip Anadolu Agency.
Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Daerah Kurdi di Irak utara mengonfirmasi tak ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Sementara Garda Revolusi Iran mengklaim serangannya ke basis militer di Irak telah menyebabkan 80 warga Amerika Serikat (AS) tewas.
Belum ada data yang mendukung klaim tersebut. Garda Revolusi Iran meluncurkan puluhan misil ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak pada Rabu dini hari waktu setempat. Pangkalan tersebut merupakan fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan Irak dan AS.
Garda Revolusi Iran menyebut serangan ke Pangkalan Ain al-Asad hanya permulaan dari serangkaian balas dendam atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh AS. Iran tak menetapkan batas waktu kapan serangan akan dihentikan.
"Kami memperingatkan semua negara sekutu AS bahwa jika serangan dilancarkan dari pangkalan di negara mereka ke Iran, mereka akan menjadi sasaran pembalasan militer," kata Garda Revolusi Iran.
Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan, serangan tersebut tak menyebabkan dampak serius. "Semua baik-baik saja. Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Menurutnya, saat ini penilaian terkait dampak serangan sedang dilakukan. "Sejauh ini baik. Kita memiliki militer yang tersenjatai dengan baik dan terkuat di mana pun di seluruh dunia. Saya akan membuat pernyataan besok pagi," ujar Trump.