REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan diperkirakan mencapai 4,4 miliar dolar AS. Ekonom Moody Analytics, Katrina Ell mengatakan, kebakaran akan melumpuhkan kepercayaan konsumen Australia, dan meningkatkan peluang penurunan suku bunga pada bulan depan.
Kerugian ekonomi juga disebabkan melalui peningkatan polusi udara dan merosotnya industri pertanian serta pariwisata. Ell mengatakan, kerugian ekonomi berdampak langsung kepada industri lokal, terutama industri pertanian.
“Kerusakan produk segar akan menekan harga konsumen, mengingat sebagian besar buah dan sayuran segar yang dikonsumsi bersumber dari lokal,” kata Ell, dilansir Guardian, Rabu (8/1).
Ell menambahkan, sektor pariwisata paling terpukul secara signifikan. Kebakaran hutan terjadi saat musim puncak liburan, sehingga menggerus pariwisata Australia. Badan pariwisata mengatakan, mereka membutuhkan biaya ratusan juta dolar untuk membangun kembali pariwisata Australia.
"Jumlah pengunjung turun secara signifikan di titik-titik musim panas karena kabut asap dan ketidakpastian tentang keselamatan menjauhkan para pelancong lokal dan internasional," kata Ell.
Sejauh ini kebakaran telah menghanguskan 8,4 juta hektare lahan di seluruh Australia. Jumlah tersebut lebih luas ketimbang peristiwa Black Saturday yang terjadi pada 2009 dan menghanguskan 450 ribu hektare lahan. Kebakaran pada 2009 telah menghancurkan daerah pedesaan yang berpenduduk padat di utara Melbourne dan menewaskan 173 orang.
Hingga saat ini kebakaran di sejumlah wilayah di Australia telah menewaskan 25 orang. Kebakaran menyebabkan kerusakan parah di sejumlah kota termasuk Cobargo dan Mogo di pantai selatan New South Wales. Kerusakan juga terjadi di Mallacoota dan ujung tenggara Victoria.