Kamis 09 Jan 2020 04:37 WIB

Malaysia Andalkan Burung Hantu Basmi Tikus di Perkebunan

Tikus di perkebunan kelapa sawit mengurangi hasil minyak lima-10 persen.

Malaysia Andalkan Burung Hantu Basmi Tikus di Perkebunan. Perkebunan sawit (ilustrasi).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Malaysia Andalkan Burung Hantu Basmi Tikus di Perkebunan. Perkebunan sawit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Dewan Minyak Kelapa Malaysia mengatakan perusahaan minyak kelapa sawit Malaysia berusaha meningkatkan jumlah burung hantu di perkebunan untuk mengatasi masalah tikus daripada menggunakan ular atau kera.

Menurut perkiraan industri, tikus tumbuh subur di perkebunan kelapa sawit dan dapat mengurangi hasil minyak sebesar lima hingga 10 persen dengan memakan buah sawit. Hal ini membuat sakit kepala Malaysia, produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.

Baca Juga

Produsen minyak sawit Malaysia, United Plantations, telah menggunakan serak jawa, spesies burung hantu, sebagai garis pertahanan pertama melawan tikus. Langkah ini telah membantu mengurangi penggunaan racun kimia .

Perusahaan juga telah menggunakan kucing macan tutul untuk menangkap tikus. Penelitian yang diterbitkan tahun lalu mengatakan kera pemakan tikus juga dapat membantu perusahaan minyak sawit.

Tetapi Dewan Minyak Sawit Malaysia mengatakan penelitiannya menunjukkan burung hantu memberikan kontrol biologis terbaik terhadap hama dan penggunaan kera sama sekali tidak tepat dan tidak praktis karena mereka dapat mengganggu kegiatan lain di perkebunan. "Monyet telah ditemukan dan dilaporkan menyebabkan kerusakan pada perbungaan kelapa sawit muda, daun tombak dan juga penyerbukan (digunakan dalam produksi benih)," ujar Direktur Jenderal MPOB Ahmad Parveez, Rabu (8/1)

Dia juga mengatakan seekor burung hantu bisa makan hingga dua tikus per hari, sementara seekor ular hanya bisa memakan untuk satu minggu. Dia menyarankan tidak menggunakan kucing karena mereka adalah hewan peliharaan dan tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan perkebunan kelapa sawit.

"Metode meningkatkan populasi burung hantu dapat dilakukan dengan menyiapkan kotak sarang di perkebunan kelapa sawit," kata Ahmad dalam sebuah pernyataan.

Kotak sarang ini akan ditempati oleh burung hantu jeis serak jawa dan digunakan untuk mengembangbiakan dan meningkatkan populasi. United Plantations mengatakan diperkirakan sepasang serak jawa bersama dengan anak-anaknya dapat mengonsumsi sekitar 800 hingga 1.000 tikus per tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement