Kamis 09 Jan 2020 11:10 WIB

Palestina Masih Jadi Fokus Diplomasi Indonesia

Pemerintah Indonesia menyampaikan konsistensinya terhadap Palestina

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan paparan dalam Pernyataan Pers Tahunan Kementerian Luar Negeri Tahun 2020 di Jakarta, Rabu (8/1/2020). Menlu menyatakan Palestina masih jadi fokus diplomasi Indonesia.
Foto: Kemlu RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan paparan dalam Pernyataan Pers Tahunan Kementerian Luar Negeri Tahun 2020 di Jakarta, Rabu (8/1/2020). Menlu menyatakan Palestina masih jadi fokus diplomasi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyampaikan konsistensinya terhadap Palestina di 2020 atau bahkan lima tahun ke depan. Upaya dalam membantu Palestina akan diteruskan dalam pembangunan kapasitas warganya.

"Indonesia sadar jalan ke depan akan terjal dan semakin sulit. Namun upaya membantu Palestina tidak akan surut," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu 2020, Rabu (8/1).

Baca Juga

Untuk itu, upaya membantu Palestina antara lain dengan pemberian tarif bebas (zero tarif) di luar dua produk yang sudah diberikan yang terkena bebas masuk (kurma dan minyak zaitun). Selain itu, Indonesia membantu Palestina dalam pembangunan rumah sakit di Hebron dan perluasan Rumah Sakit di Gaza.

Retno yang berbicara dengan mengenakan pakaian adat Kalimantan juga mengatakan upaya membantu Palestina dilakukan dengan pendirian sekolah di Ramallah, pelatihan unconventional water treatment, dan pelatihan kapasitas polisi Palestina khususnya terkait dengan interpol. "Indonesia akan terus berupaya untuk berkontribusi menjadi bagian penyelesaian tantangan yang dihadapi dunia, termasuk Palestina," ujar Retno.

Palestina menjadi lini yang disampaikan dalam salah satu prioritas diplomasi Indonesia mengenai peran Indonesia di kawasan dan global. Diplomasi Indonesia akan dijalankan berdasarkan prioritas 4+1 yaitu penguatan diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, serta peran Indonesia di kawasan dan global. Kebijakan itu plus satu yaitu penguatan infrastruktur diplomasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement